Warga pertanyakan pengecoran jalan Water-Metro Lampung

id perbaikan jalan, proyek, Wates, Lampung Tengah, terkesan asal jadi, sudah retak-retak, jalan lintas

Warga pertanyakan pengecoran jalan Water-Metro Lampung

Perbaikan jalan tanpa dipasang plang nama proyek (Foto Antarasumsel.com/14/E Permana)

Bandarlampung (Antarasumsel.com) - Warga mempertanyakan hasil pengerjaan proyek jalan Wates di Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah ke Kota Metro, Provinsi Lampung yang terkesan asal jadi sehingga sudah retak-retak.

Menurut sejumlah warga setempat, Senin, pengecoran jalan lintas Wates-Metro sepanjang satu  kilometer itu diketahui berlangsung cepat, berkisar 15 hari hampir rampung pengecoran tahap awal.

Namun baru berumur kurang lebih 15 hari pengecoran yang dilakukan oleh pihak rekanan itu, pada jalan yang dibangun tersebut terlihat mulai retak-retak secara melintang yang memutus badan jalan.

Beberapa warga menuturkan, hasil pengerjaan tahap awal pengecoran jalan itu yang mengalami retak justru hanya dipoles dengan semen tanpa dibongkar ulang.

Sedangkan, untuk besi pengecoran hanya dibatasi tidak seluruhnya diberi besi, yaitu tiga meter besi, tiga meter besi rakitan, selebihnya diduga hanya tipuan besi pada ujung pinggir untuk menggabungkan badan jalan sebelah kiri.

Pengecoran jalan yang diperkirakan memerlukan biaya hingga miliaran rupiah itu, menurut sejumlah warga setempat seharusnya tidak dikerjakan asal jadi, apalagi tanpa diketahui papan (plang) pemberitahuan informasi proyek tersebut biasanya dipasang di ujung jalan.

         Salah satu warga Wates, Lampung Tengah, Rudi mengaku sangat kecewa atas pembangunan dan pengeocran jalan itu yang terksean asal jadi ini. Dia berharap pemerintah setempat melalui dinas terkait segera melakukan sidak sebelum jalan yang sedang dibangun itu mengalami rusak parah.

Belum diperoleh konfirmasi dari pelaksana pembangunan maupun dinas berwenang terkait keluhan warga atas pembangunan dan pengecoran jalan Wates-Metro itu.

Namun sebelumnya, berkaitan pembangunan infrastruktur jalan di daerahnya, Bupati Lampung Tengah Mustafa minta agar ruas jalan di Bandarjaya, selain dilebarkan juga dibangun dengan sistem beton untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di wilayah itu.

Permintaan itu disampaikan Bupati kepada Pemprov Lampung saat menerima kunjungan kerja Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan Provinsi Lampung di rumah dinas bupati Lampung Tengah, Selasa (25/10) lalu.

Mustafa minta perbaikan jalan dilakukan sepanjang 500 meter dari Gunungsugih hingga simpang Bandarjaya.

"Perbaikan drainase telah dilakukan. Sedikit demi sedikit Bandarjaya telah dibenahi. Perbaikan juga kami harap menyentuh jalan, kami minta jalan Bandarjaya dibangun beton dan dilakukan pelebaran jalan. Selain lebih tertata, perbaikan jalan diharapkan dapat mengatasi kemacetan di seputaran Bandarjaya," ujar Mustafa.

Mustafa juga meminta agar Pemprov Lampung mengupayakan pelebaran jalan di beberapa jalan provinsi yang ada di Lampung Tengah, seperti jalan Gunungsugih-Padangratu dan jalan Gunungsugih-Fajarbulan. Hal itu penting karena kondisi badan jalan sempit padahal jalur lalu lintas di jalan tersebut sudah ramai.

"Agar mobilitas warga lebih lancar, saya harap diadakan pelebaran jalan satu meter di sisi kanan dan kiri. Drainase telah kami bangun, tinggal dilanjutkan pelebaran jalan. Saya harap Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dapat memperjuangkan agar ini terealisasi," katanya lagi.

Menanggapi permintaan itu, Sekretaris Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Rony Witono mewakili Kepala Dinas Bina Marga Budhi Dharmawan menyatakan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten harus bersinergi, sehingga segala masukan dan permohonan pada dasarnya bisa diupayakan untuk direalisasikan.

"Terkait permohonan pak Mustafa akan kami perjuangkan. Selama untuk kesejahteraan rakyat, akan kami perjuangkan. Kami juga meminta agar pemerintah kabupaten dan kota menjaga kondisi jalan. Tonase kendaraan yang melewatinya harus jadi perhatian, tidak boleh melebihi ketentuan batas maksimalnya," katanya.