Quetta, Pakistan (ANTARA/AF Sumsel) - Sekitar delapan gerilyawan separatis tewas ditembak mati pasukan keamanan Pakistan terkait serangan serangan yang menewaskan 17 orang pekan ini di provinsi barat daya Baluchistan yang bergolak, kata para pejabat.
Sekretaris Provinsi Akbar Durrani mengatakan enam gerilyawan tewas saat saling baku-tembak dengan pasukan paramiliter di daerah Mach di Kabupaten Bolan, 70 kilometer (44 mil) di tenggara ibu kota provinsi Quetta.
Durrani mengatakan tentara mengepung tempat persembunyian pemberontak dan meminta mereka untuk menyerah, tetapi pemberontak melepaskan tembakan.
Ia menambahkan separatis itu terkait dengan serangan yang menewaskan 14 orang termasuk tiga personel keamanan setelah menghentikan kendaraan mereka di pos pemeriksaan palsu.
Meerak Baloch, juru bicara Tentara Pembebasan Baluch, sebelumnya telah mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
Dua anggota separatis ditembak mati oleh paramiliter di tetangga
Kabupaten Mastung, kata Durrani, di mana sebuah bom pada Rabu menewaskan seorang wanita dan dua anak di sebuah pasar penuh sesak dengan orang-orang berbelanja untuk festival Idul Fitri.
Pejabat pemberintah daerah Syed Waheed Shah mengkonfirmasi adanya pemberontak yang tewas.
Mayat enam pemberontak dibawa ke Quetta, tetapi sejauh ini tidak ada yang mengklaim mereka, kata Durrani.
Para pemberontak telah berjuang di Baluchistan sejak 2004 untuk otonomi politik dan bagian yang lebih besar dari keuntungan minyak bumi, gas dan sumber daya mineral.
Baluchistan juga titik api bagi melonjaknnya kekerasan sektarian antara mayoritas Muslim Syiah dan Sunni Pakistan, yang mencapai sekitar seperlima dari 180 juta penduduk negara itu dan merupakan salah satu daerah yang paling kekurangan di Pakistan.(Antara)
Delapan gerilyawan tewas ditembak mati pasukan Pakistan
..... Sekitar delapan gerilyawan separatis tewas ditembak mati pasukan keamanan Pakistan terkait serangan serangan yang menewaskan 17 orang pekan ini di provinsi barat daya Baluchistan yang bergolak, kata para pejabat.....
