Pegiat sejarah Palembang kenang AK Gani melalui ritual seni

id Ak gani, profil dr. Ak gani, perjuangan ak gani, museum ak gani, ak gani gerilyawan, ak gani masa kemerdekaan, penghorma

Pegiat sejarah Palembang kenang AK Gani melalui ritual seni

Sultan Mahmud Badaruddin IV Fauwaz Diradja Jaya Wikrama membacakan puisi untuk pahlawan nasional Mayjen TNI (Purn) dr. AK Gani, Sabtu (10/11). ANTARA/Aziz Munajar

Palembang (ANTARA) - Para pegiat sejarah di Kota Palembang mengenang kembali sosok pahlawan nasional dari Sumatera Selatan Mayjen TNI (Purn) dr. AK Gani lewat ritual seni dan pembacaan puisi.

Pantauan ANTARA, Minggu, saat melaksanakan ritual seni,para pegiat sejarah, seniman dan budayawan terlebih dahulu melangsungkan upacara singkat di depan Museum Mayjen dr. AK Gani Palembang, lalu dilanjutkan pembacaan syair oleh seniman Anna Kumari selaku saksi hidup perjuangan Mayjen dr. AK Gani pasca kemerdekaan.

"AK Gani telah berjasa di negeri ini, pahlawan nasional yang dihargai, seorang pahlawan yang perkasa membela negeri dan bangsa," kata Anna Kumari saat melantunkan syair dengan nada cengkok Melayunya.

Anna Kumari yang telah berusia 79 tahun, menyebut Mayjen dr. AK Gani sebagai sosok yang serba bisa dalam banyak bidang, Mayjen dr. AK Gani merupakan sahabat ayahnya yakni Mayor AR Amatjik Rozak semasa perjuangan pra dan pasca kemerdekaan di Sumatera bagian Selatan.

Selain Anna Kumari, Sultan Mahmud Badaruddin IV Fauwaz Diradja Jaya Wikrama selaku pewaris Kesultanan Palembang juga membacakan puisi-puisinya untuk mengenang jasa Mayjen dr. AK Gani dalam mempertahankan Palembang dari tangan penjajah sampai dikembangkannya menjadi kota yang diperhitungkan.

Sementara Wakil Kepala Museum Mayjen dr. AK Gani, Husein Bastari, mengatakan ritual seni dan pembacaan puisi tersebut baru dilangsungkan pertama kali pada tahun ini seiring upaya para pegiat sejarah setempat untuk meneguhkan kembali eksistensi jasa-jasa Mayjen dr. AK Gani.

"Kegiatan ini merupakan inisiatif dari komunitas pegiat sejarah, tentu kami sangat senang karena di tengah ketidak kenalan masyarakat tentang Mayjen dr. AK Gani ternyata masih ada yang mau mengangkat namanya kembali," ujar Husein.

Mayjen dr. AK Gani merupakan sosok luar biasa, kata dia, meski dikenal sebagai seorang dokter namun keahliannya di bidang politik, militer, seni, pemerintahan dan ekonominya diakui dalam sejarah Indonesia serta memiliki andil besar pada terbentuknya provinsi-provinsi di Pulau Sumatera.

Ia lahir di Palembayan Sumatera Barat pada 16 September 1905 dan meninggal di Palembang pada 23 Desember 1968 (63 tahun), jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Bukit Seguntang Palembang.

Mayjen dr. AK Gani menjadi orang pertama yang mengibarkan bendera merah putih dan membacakan teks proklamasi di Kota Palembang, ia baru diberikan gelar Pahlawan Nasional pada 2007 masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Jabatan tertingginya yakni menjadi Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Kemakmuran pada Kabinet Amir Sjarifudin I pada 1946 - 1948.

Saat ini namanya populer sabagai nama ruas jalan di berbagai daerah dan diabadikan menjadi nama rumah sakit militer Kesdam II Sriwijaya di Benteng Kuto Besak Palembang, sebab ia juga yang pertama kali menjadi Pangdam II Sriwijaya sekaligus Gubernur Sumsel pada 1949.