Kabut asap di Sumatera Selatan semakin parah

id kabut asap, kebakaran hutan, pencemaran udara, semakin parah, perlu ditangani serius, mhi, mahasiswa hijau indonesia

Kabut asap di Sumatera Selatan semakin parah

Sejumlah pengendara sepeda motor melitasi Jembatan Ampera Palembang, yang diselimuti kabut asap. (Foto Antarasumsel.com/14/Feny Selly/Aw)

...Kabut asap yang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah dalam sebulan terakhir hingga kini belum ada tanda-tanda akan berakhir...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Mahasiswa Hijau Indonesia Sumatera Selatan, menyatakan kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada puncak muism kemarau September 2014 ini semakin parah dan mengganggu berbagai aktivitas serta kesehatan masyarakat provinsi setempat.

"Kabut asap yang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah seperti Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Musirawas, dan Musi Banyuasin dalam sebulan terakhir hingga kini belum ada tanda-tanda akan berakhir," kata aktivis Mahasiswa Hijau Indonesia (MHI) Sumatera Selatan, Dedek Chaniago di Palembang, Senin.

Dia menjelaskan, sebagai gambaran kondisi kabut asap seperti di dalam Kota Palembang dan Jalan Lintas Timur Sumatera antara Palembang dengan Kabupaten Ogan Ilir sangat pekat yang mengakibatkan arus lalu lintas di kawasan tersebut terutama pada pagi hari terganggu karena jarak pandangnya sekitar 15-40 meter.

Selain arus lalu lintas, sepanjang bulan ini banyak aktivitas masyarakat terganggu oleh kabut asap termasuk jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang mengalami penundaan bahkan pembatalan penerbangan.

Kemudian kabut asap yang mencemari udara secara terus menerus akhir-akhir ini mulai menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat di daerah sumber kebakaran hutan dan lahan serta warga Kota Palembang yang mendapat kiriman asap tersebut.

"Sekarang ini banyak warga Sumsel mengeluhkan gangguan kesehatan seperti batuk dan sesak napas akibat kabut asap," ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, diharapkan kepada pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten dan provinsi setempat untuk melakukan kegiatan penanggulangan masalah kabut asap yang lebih serius.

"Permasalahan kabut asap yang kini terasa semakin pekat di daerah sumber titik api dan berimbas ke Kota Palembang terutama pada pagi dan sore hari, perlu mendapat perhatian semua pihak agar tidak menimbulkan masalah dan kerugian yang lebih besar," ujar Dedek.

Sebelumnya Kepala BPBD Sumsel, Yulizar Dinoto, menjelaskan menghadapi bencana kabut asap yang terjadi pada puncak musim kemarau sekarang ini, pihaknya menyiapkan beberapa langkah penanggulangan di antaranya dengan melakukan operasi pemadaman titik api melalui darat dan udara.

Pemadaman melalui darat bekerja sama dengan BPBD dan petugas penanggulangan bahaya kebakaran kabupaten yang menjadi sumber titik api serta didukung personel TNI jajaran Kodam II Sriwijaya.

Sedangkan untuk melakukan operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui udara, pihaknya melakukan pengeboman air di titik api yang sulit dijangkau tim operasi darat dengan menggunakan helikopter, ujar Yulizar.