Catatan Akhir Tahun - Telekomunikasi Indonesia diambang kejenuhan

id telekomunikasi, telkmo indonesia

Catatan Akhir Tahun - Telekomunikasi Indonesia diambang kejenuhan

Pemancar Telekomunikasi (Foto Antarasumsel.com/Awi)



Jakarta (ANTARA Sumsel) - Setelah melalui tahun-tahun keemasan, jasa telekomunikasi Indonesia dihadapkan pada titik balik menuju ambang kejenuhan menginjak tahun ular air 2013.

Meski sempat menjadi primadona investasi dimana banyak investor kelas kakap mampir ke Indonesia untuk menanamkan modalnya di sektor telekomunikasi, kini era saturasi pun mewarnai.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (Mastel), Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, mengatakan, prospek sektor telekomunikasi pada 2013 tidak terlampau optimistis meski tidak juga pesimistis.

"Prospek sektor telekomunikasi di Indonesia tidak terlalu jelek meskipun tidak terlalu optimistis," kata Mas Wigrantoro.

Ia mengatakan, pertumbuhan untuk pelanggan suara sudah memasuki ambang kejenuhan meskipun pasarnya sempat "booming" dalam beberapa tahun lalu.

Namun, menurut dia, untuk pasar pelanggan data khususnya mobile data masih akan tumbuh pada 2013.

Lebih luas, lembaga pemeringkat, Fitch Rating menyatakan, industri telekomunikasi di Asia Tenggara akan mengalami tekanan atas penurunan marjin keuntungannya pada 2013.

Hal itu disebabkan, tingkat persaingan di sektor itu dinilai sangat ketat dengan pasar yang pertumbuhannya semakin melambat.

"Pertumbuhan permintaan tidak sejalan dengan output, alhasil marjin dan investasi diproyeksikan bakal stagnan, atau menurun tipis," kata Head of Fitchs Telecommunications, Media and Technology Asia-Pacific, Steve Durose, dalam keterangan tertulisnya, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, di Indonesia, Fitch memperkirakan empat perusahaan telekomunikasi yang mendominasi pangsa pasar akan mengalami masalah cash flow seiring tingginya beban belanja modal (capex).

Perusahaan telekomunikasi dalam skala kecil akan bertahan di tengah turunnya tarif, keuntungan yang rendah, dan lemahnya balance sheet.

Berdasarkan laporan terbarunya tersebut, Fitch mendasarkan pada ekspektasi keuntungan dan kompetisi, pengembangan produk, capex, dan investasi. Termasuk juga regulasi yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia.

    
Kilas Balik

Sepanjang 2012, perjalanan sektor telekomunikasi Indonesia penuh dengan warna-warni kejadian mulai dari gegernya gugatan pailit atas Telkomsel, diteruskannya penyidikan kasus kerja sama penyelanggaraan internet pada Jaringan 3G di frekuensi 2.1 GHz antara PT Indosat Tbk dan anak usahanya PT Indosat Mega Media (IM2) oleh Kejaksaan Agung, tumbuhnya pasar tablet, hingga kompetisi akhir tahun antaroperator untuk menggarap pasar I-Phone di Indonesia.

Namun sejatinya, jumlah pelanggan (sim card) sepanjang 2012 terus tumbuh, belanja telekomunikasi perkapita meningkat, namun pendapatan operator per-sim card cenderung sedikit menurun.

Jumlah sim card juga melebihi jumlah penduduk, dengan penetrasi mobile di Indonesia juga sudah melebihi 100 persen karena tiap orang memiliki multiple sim card.

Jumlah itu cenderung terdongkrak karena pertumbuhan tablet karena ketika membeli tablet, pelanggan membutuhkan sim card baru.

Vice President Marketing Communication Ericsson, Hardyana Syintawati, sempat memprediksikan pada awal tahun bahwa ARPU (average revenue per user) sepanjang 2012 akan menurun, meskipun jumlah pengguna mungkin akan naik.

"Spending pengguna naik karena menggunakan beberapa sim card, sedangkan dari sisi operator mengalami penurunan karena pengguna menggunakan beberapa sim card," kata Hardyana.

Hal itu terbukti manakala seorang pelanggan menggunakan satu sim card, pengeluarannya 100 persen untuk sim card tersebut, namun pada pengguna yang menggunakan dua atau beberapa sim card, pengeluarannya akan dibagi antara dua atau lebih sim card miliknya. Misalkan untuk sim card satu pengeluarannya jadi 50 persen, yang kedua 50 persen.

Di sisi operator, mereka harus terus memperluas dan memperbaharui jaringannya. Kompetisi tahun ini memanas, tapi tidak lagi terjadi perang tarif di antaroperator.

"Pada 2012, kita melihat operator kompetisinya semakin memanas, mereka memperkenalkan paket-paket yang lebih segmentif. Selain itu kerja sama dengan industri di luar sektor telekomunikasi semakin  meningkat. Termasuk kolaborasi dengan pemain over the top seperti Skype dan Google," katanya.

    

Tumbuh Tipis

Meskipun diramalkan tidak terlalu optimistis, industri telekomunikasi Indonesia pada 2013 diperkirakan akan tetap tumbuh meski tipis.

Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), Arief Yahya, adalah salah satu yang optimistis sektor telekomunikasi akan tumbuh berkisar delapan-10 persen.

Perusahaan telekomunikasi pelat merah itu pada 2013 akan membangun satu juta wifi, di mana semua rumah yang tersambung telepon akan dipasang fasilitas wifi.

"Akan ada 10 juta titik lokasi wifi di seluruh Indonesia yang mulai dibangun tahun depan," kata Arief Yahya.

Investasi yang dikeluarkan khusus untuk membangun layanan fiber optik adalah 200  dolar AS per-sambungan fiber optik, atau sekitar Rp2 juta. Dengan membuat 15 juta broadband, maka diperkirakan nilai investasi Telkom mencapai Rp 30 triliun.

Perusahaan itu tidak sendirian dalam membelanjakan dana investasinya khususnya untuk kepentingan broadband di Indonesia sebab beberapa operator telekomunikasi memiliki niat serupa.

Merespon hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menilai perlu adanya imbauan kepada para operator terkait cuaca yang buruk dalam beberapa bulan terakhir.

Terlebih memasuki akhir 2012 dan selama Januari-Februari 2013, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika masih memperkirakan adanya kondisi yang cuaca yang memburuk dan tidak stabil di sejumlah negara, khususnya dari kemungkinan tingginya gelombang laut, angin puting beliung, tanah longsor, dan banjir besar.

"Kami mengimbau sekaligus mengingatkan kepada para penyelenggara telekomunikasi, siaran televisi, dan siaran radio untuk melakukan antisipasi terhadap kemungkinan robohnya menara yang ada akibat cuaca buruk yang ekstrem," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo, Gatot S. Dewa Broto.

Data menunjukkan, laporan resmi terhadap prosentase robohnya menara-menara tersebut relatif sangat kecil meskipun beberapa kasus tertentu pernah terjadi dan sempat menelan korban jiwa.

"Imbauan ini berkenaan dengan makin sering terjadinya angin puting beliung, yang merusak puluhan bangunan fisik di sejumlah daerah," katanya.

Meskipun pada akhirnya Gatot yakin, cuaca yang buruk tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan investasi di sektor telekomunikasi Indonesia. (T.H016)