Menkes ungkapkan tiga celah praktik perundungan kepada dokter residen

id Bullying dokter, dokter residen, perundungan, dokter spesialis, transformasi kesehatan

Menkes ungkapkan tiga celah praktik perundungan kepada dokter residen

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan kepada wartawan dalam Konferensi Pers Memutus Praktik Perundungan Pada Program Spesialis Kedokteran di Gedung Kemenkes RI, Jakarta, Kamis (20/7/2023). (FOTO ANTARA/Andi Firdaus).

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap tiga celah praktik perundungan (bullying) oleh senior terhadap dokter residen di rumah sakit yang menyebabkan kerugian mental hingga finansial.

"Nomor satu, ada suruhan yang sifatnya (menjadikan korban) pembantu pribadi. Perannya bukan untuk mengajar, tapi ada suruhan lain yang kalau tidak jawab, dicaci maki, kamu mampu atau 'enggak'," katanya dalam agenda Konferensi Pers Memutus Praktik Perundungan Pada Program Spesialis Kedokteran di Gedung Kemenkes Jakarta, Kamis.

Praktik tersebut dilakukan melalui kolom komunikasi media sosial WhatsApp Group yang disebutnya dengan nama "Jarkom". Grup komunikasi itu diisi oleh kalangan dokter spesialis senior dan para juniornya yang sedang menempuh pendidikan dokter spesialis.

Kelompok tersebut memanfaatkan peserta didik layaknya asisten pribadi, bahkan tidak jarang korbannya disuruh mengurus pakaian kotor, antar anak, hingga mengurus parkiran.

"Kemudian lagi ada acara, oh ini kurang sendok plastik sudah jam 00.00 WIB, dia harus cari sendok plastik 200 biji karena ada makan-makan di tempat seniornya. Itu prioritas nomor satu," katanya.

Praktik perundungan lainnya, kata dia, juga dialami peserta didik melalui perlakuan layaknya pembantu pribadi yang membantu tugas-tugas dokter senior.