Jakarta (ANTARA) - Dokter dari Rumah Sakit Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono, dr. Yuyun Miftaqul Rahmah, merespons sejumlah mitos terkait penyakit epilepsi, dan mengatakan para pengidap penyakit ini dapat beraktivitas seperti normal jika disiplin dalam pengobatan.
"Obatnya minum rutin, pencetus dihindari, kejang tidak terjadi, pasien bisa beraktivitas seperti biasa. Tapi memang gaya hidupnya harus lebih sehat, harus lebih tertata dibanding orang-orang biasa," ujar Yuyun dalam acara penyuluhan kesehatan dalam rangka Hari Epilepsi Sedunia yang disiarkan di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan bahwa epilepsi dapat disebabkan oleh penyakit vaskuler, stroke, kongenital atau bawaan saat lahir, trauma, tumor, penyakit neurodegeneratif, serta infeksi. Namun, ujarnya, yang terbesar adalah idiopatik, yaitu tidak diketahui apa penyebabnya.
Yuyun menyebut, terdapat dua definisi epilepsi, yang pertama adalah ketika seseorang kejang, kemudian 24 jam berikutnya kejang lagi.
Berita Terkait
Empat siswa SD Palembang kejang-kejang, Disdik turun tangan cek botol minuman yang dikonsumsi
Selasa, 30 Juli 2024 15:37 Wib
Epilepsi mengganggu perkembangan otak dan motorik kasar anak
Selasa, 28 Maret 2023 16:08 Wib
Celine Dion batalkan tur konser karena masalah kejang otot
Rabu, 20 Oktober 2021 9:14 Wib
Polisi tangkap tiga pelaku diduga aniaya balita hingga tewas
Jumat, 20 Maret 2020 14:18 Wib
Sekeluarga kejang usai sarapan, satu meninggal
Senin, 9 Oktober 2017 9:45 Wib
Tenangkan kejang epilepsi dengan cangkok sel otak
Senin, 6 Mei 2013 12:14 Wib