Ulasan film "Ambyar Mak Byar"

id Ambyar Mak Byar,Pop Jawa,Campursari,Budaya Jawa,Film

Ulasan film "Ambyar Mak Byar"

Potongan adegan dalam film "Ambyar Mak Byar". (ANTARA/YouTube/Visinema Pictures)

Jakarta (ANTARA) - Sutradara Puguh P.S. Admaja kembali dengan film barunya berjudul "Ambyar Mak Byar" yang akan tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 9 Januari 2025.

Saat penayangan perdananya di Jakarta pada Senin (23/12), "Ambyar Mak Byar" mengisahkan tentang perjalanan cinta dua sejoli dengan kelas sosial berbeda bernama Bethari (Happy Asmara) dan Jeru (Gilga Sahid). Bethari merupakan keturunan putri raja yang tinggal di Keraton Surakarta, sementara Jeru adalah anak dari seorang abdi dalem yang hidup sederhana.

Perbedaan kelas sosial itu membuat keduanya menemui berbagai rintangan, salah satunya restu dari keluarga masing-masing. Namun, kuatnya cinta mereka membuat keduanya pantang menyerah dan berusaha mempertahankan hubungan tersebut.

Di sisi lain, Jeru memiliki band campursari atau pop Jawa Konco Seneng bersama teman-temannya. Jeru dan band-nya memiliki mimpi untuk menjadi musisi terkenal, serta tampil di berbagai panggung besar.

Namun, di suatu titik Jeru harus memilih di antara dua pilihan untuk memperjuangkan impiannya bersama Konco Seneng atau cintanya dengan Bethari. Apakah Jeru berhasil memilih pilihan tepat?

Kisah cinta beda kelas sosial

Salah satu premis utama dari film "Ambyar Mak Byar" adalah perbedaan kelas sosial yang dihadapi para tokoh di dalamnya. Terdengar klise, memang, apalagi banyak karya film yang mengangkat kisah serupa.


Potongan adegan dalam film "Ambyar Mak Byar". (ANTARA/YouTube/Visinema Pictures)