Kupang (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah tidak berkaitan langsung dengan tingkat pengangguran, kata pengamat ekonomi dari International Fund for Agricultural Development (IFAD), Dr. James Adam, MSi.
"Sebetulnya, pertumbuhan ekonomi tidak berkaitan langsung atau dipengaruhi oleh tingkat pengangguran, tetapi akibat dari pertumbuhan ekonomi bisa memberi kontribusi kepada angka pengangguran," kata dia di Kupang, Sabtu.
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan adanya gap antara pertumbuhan ekonomi NTT dan angka pengangguran di provinsi berbasis kepulauan itu, sebagaimana dikeluarkan Badan Pusat Statistik NTT.
BPS NTT merilis tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2019 mencapai 3,35 persen, naik 0,34 poin daripada Agustus 2018.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi NTT kuartal kedua sebagai bagus, yakni 6,36 persen, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
James Adam menjelaskan pertumbuhan ekonomi tidak berkaitan langsung atau mempengaruhi tingkat pengangguran, akan tetapi akibat dari pertumbuhan ekonomi bisa memberi kontribusi kepada angka pengangguran.
Dia menambahkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah lebih tinggi, seperti NTT yang lebih tinggi dari nasional bukan berarti ekonomi daerah NTT lebih baik.
"Kalau pertumbuhan ekonomi lebih tinggi nasional, bukan berarti ekonomi NTT lebih baik, karena parameter yang dipakai untuk mengukur pertumbuhan ekonomi tingkat nasional memang berbeda dengan daerah," katanya.
Menurut dia, jika data BPS pada November 2019 menunjukkan bahwa angka pengangguran meningkat, hal itu mungkin penyebabnya proyek-proyek fisik sudah banyak yang selesai karena tahun anggaran juga akan berakhir.
"Karena proyek fisik sudah banyak yang selesai, maka tidak heran jika jumlah orang menganggur bertambah," kata dia.
Mengenai solusi, dia mengatakan, salah satu cara untuk menutup gap antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran, pemerintah harus menciptakan mata pencaharian alternatif.
"Supaya yang menganggur tidak bertambah saat proyek-proyek fisik sudah selesai, maka bisa dengan cara membuat mata pencaharian alternatif agar tercipta peralihan fungsi tenaga kerja," katanya.
Modelnya, menurut dia, bisa dengan cara menciptakan pekerjaan musiman jangka pendek.
Berita Terkait
BMKG deteksi 19 titik panas di Sumut
Selasa, 19 Maret 2024 15:09 Wib
Ahli gizi: camilan malam diperlukan di kala puasa
Selasa, 19 Maret 2024 14:40 Wib
Polisi sita 291 potong kayu jenis meranti
Selasa, 19 Maret 2024 14:35 Wib
KPK panggil Fadel Muhammad terkait penyidikan korupsi di Kemenkes
Selasa, 19 Maret 2024 13:10 Wib
Ini penyebab katarak pada seseorang berusia di bawah 20 tahun
Selasa, 19 Maret 2024 11:08 Wib
"Agak Laen" film Indonesia pertama tayang di Amerika
Selasa, 19 Maret 2024 11:07 Wib
Messi dipastikan absen bela Argentina di dua laga persahabatan
Selasa, 19 Maret 2024 7:27 Wib
Puluhan pelaku peredaran narkoba diringkus di Karawang
Selasa, 19 Maret 2024 1:05 Wib