Mutarai diskors karena keluhkan pelecehan Rasial

id Sulley Muntari, Radja Nainggolan, as roma, sepak bola, Pescara, diskors, tidak boleh bertanding, dilarang bermain

Mutarai diskors karena keluhkan pelecehan Rasial

Muntari dan Nainggolan berebut bola saat As Roma v Pescara (Antarasumsel.com/Reuters)

Milan (Antara/Reuters) - Gelandang Pescara Sulley Muntari diskors satu pertandingan setelah ia meninggalkan lapangan di kandang Cagliari pada Minggu, setelah ia mendapatkan kartu kuning karena mengeluh kepada wasit terkait pelecehan rasial yang diterimanya dari para penonton.

Komite disiplin Liga Italia juga mengatakan tidak akan ada tindakan yang diambil terhadap Cagliari, karena hanya ada sekitar sepuluh penggemar yang terlibat dalam melecehkan Muntari.

Sementara itu, Lazio dan Inter Milan dinyatakan bersalah untuk tingkah laku rasis oleh para penggemar mereka pada pertandingan-pertandingan lain dan mendapat peringatan bahwa mereka harus menutup sebagian stadionnya jika hal itu terulang kembali.

Komite mengatakan bahwa bek Napoli Kalidou Koulibaly menjadi target yel-yel rasis oleh para penggemar Inter, sedangkan para penggemar Lazio menargetkan bek Roma Antonuo Ruediger.

Gelandang asal Ghana Muntari mengatakan dirinya mendapat pelecehan rasial saat timnya kalah 0-1 di markas Cagliari, namun mendapatkan kartu kuning karena mendebat wasit ketika ia meminta ofisial pertandingan untuk menghentikan permainan.

Pemain 32 tahun itu meninggalkan lapangan sebagai bentuk protes tidak lama kemudian, dan mendpaatkan kartu kuning kedua dan dikeluarkan.

Komite mengonfirmasi skors satu pertandingan otomatis, dengan mengatakan bahwa kartu kuning kedua Muntari diberikan karena "meninggalkan lapangan tanpa izin wasit."
Komite menjelaskan bahwa yel-yel itu patut disesalkan namun mengatakan hal tersebut datang dari sekelompok kecil penonton di sektor tribun yang berisi 2.000 orang dan bahwa hanya ada sekitar sepuluh orang yang terlibat, tidak cukup untuk menjatuhkan hukuman terhadap klub di bawah peraturan-peraturan Liga Italia.

Mereka mengatakan bahwa sekitar 80 persen dari 7.000 penggemar Inter pada salah satu tribun atas San Siro mengarahkan ejekan-ejekan kepada bek asal Senegal Koulibaly, dan jumlah penggemar serupa pada salah satu tribun "Curva Nord" Lazio mengarahkan pelecehan terhadap pemain asal Jerman Ruediger.

Pada kedua kasus tersebut, pengadilan mewajibkan sektor-sektor itu ditutup untuk satu pertandingan jika kejadian serupa terjadi tahun depan.    
Sebelumnya, persatuan pesepak bola dunia FIFPro meminta Liga Italia mencabut kartu kuning pertama Muntari.

"Kami mendesak pihak-pihak berwenang di Italia untuk mendengarkan kejadian itu dalam versi Muntari, menyelidiki mengapa situasi itu tidak dapat ditangani dengan baik, dan mengambil tindakan tegas untuk memastikan hal ini tidak kembali terjadi," kata FIFPro dalam pernyataannya.

"Muntari bertindak benar dengan hak-haknya untuk mendekati wasit Daniele Minelli, sebagai titik referensi pertama, untuk menyampaikan keluhan dan mencari solusi."

"Para pesepak bola profesional semestinya cukup dilindungi oleh pihak-pihak yang berwenang."(H-RF)