Washington (Antarasumsel.com) - Sekitar 60 persen spesies primata
terancam punah, sebagian besar karena aktivitas manusia menurut satu
studi.
"Sekarang sungguh saat-saat terakhir bagi banyak
makhluk ini," kata profesor antropologi Paul Garber dari University of
Illinois, yang turut menulis hasil penelitian yang terbit di jurnal
Science Advances pada Rabu (18/1).
Para peneliti melaporkan bahwa sekitar 60 persen spesies primata terancam punah, sementara 75 persen spesies mengalami penurunan populasi.
Para peneliti melaporkan bahwa sekitar 60 persen spesies primata terancam punah, sementara 75 persen spesies mengalami penurunan populasi.
Hanya beberapa ribu individu yang masih tersisa dalam beberapa spesies kukang, monyet dan kera menurut hasil studi tersebut.
Di antaranya ada kukang ekor cincin, monyet colobus merah Udzunga, monyet hidung pesek Yunnan, dan gorila Grauer.
Hanya kurang dari 30 siamang Hainan yang menurut laporan itu masih hidup di China.
Perburuan,
perdagangan hewan peliharaan ilegal, dan hilangnya habitat akibat
pembabatan hutan, pembangunan jalan, pertambangan dan pengolahan lahan
di habitat primata berkontribusi terhadap anjloknya populasi mereka.
"Primata-primata
ini bertahan hidup di hutan-hutan di berbagai negara seperti China,
Madagaskar, Indonesia, Tanzania dan Republik Demokratik Kongo," kata
Garber.
Hanya ada empat negara yang menjadi rumah bagi
dua pertiga spesies primata: Brasil, Republik Demokratik Kongo,
Indonesia dan Madagaskar.
"Sayangnya, dalam 25
tahun ke depan, banyak dari spesies primata ini akan punah, kecuali kita
menjadikan konservasi sebagai prioritas global," kata Garber
sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Salah satu solusinya, menurut para peneliti, adalah mengendalikan pertumbuhan populasi manusia guna membatasi perambahan wilayah primata.(mr) Penerjemah: Monalisa