Pada kesempatan tersebut, Asisten II Setda OKU Hasan HD menyebutkan bahwa berdasarkan hasil riset Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) progres stunting di OKU menurun 4,2 persen, di mana tahun 2022 sebesar 19,89 persen turun menjadi 15,69 persen pada 2023.
Menurut Hasan, keberhasilan tersebut dapat dicapai berkat kerja keras pemangku kepentingan terkait yang bergotong royong dalam upaya menurunkan stunting seminimal mungkin.
Seperti Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten OKU yang telah maksimal dalam mengidentifikasi wilayah yang membutuhkan perhatian khusus dalam penanganan stunting, termasuk menyediakan data hingga melakukan pendampingan terhadap keluarga berisiko mengalami stunting.
Selain itu, dalam upaya percepatan penurunan stunting Pemkab OKU juga melaksanakan beberapa program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, seperti Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) yang berperan membantu pemerintah melalui pembinaan, penyuluhan, hingga mengatasi jika menemukan warga yang mengalami penyakit kekerdilan.
Program ini menyasar pada calon pengantin, ibu hamil, anak-anak, dan bayi umur dua tahun yang berasal dari keluarga miskin untuk dibantu makanan yang sehat dengan gizi seimbang secara gratis.