Muaradua (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan Sumatera Selatan menekan angka stunting atau penyakit kekerdilan melalui Program Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Asisten Administrasi dan Umum Pemkab OKU Selatan Herman Azedi di Muaradua Sabtu menjelaskan, Genting adalah program yang digagas oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga bersama BKKBN RI untuk mengatasi masalah stunting.
Program tersebut merupakan langkah konkret dari pemerintah untuk mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
"Kami mendukung penuh pelaksanaan Program Genting ini sebagai upaya konkret dalam mempercepat penurunan stunting, khususnya di OKU Selatan," katanya.
Dalam program tersebut pemerintah memberikan bantuan berupa makanan bergizi guna memperbaiki pola makan keluarga berisiko stunting dan meningkatkan kesehatan ibu hamil serta balita di daerah tersebut.
Dia menjelaskan, Program Genting melibatkan partisipasi aktif masyarakat, baik individu, kelompok, maupun perusahaan untuk menjadi orang tua asuh bagi keluarga berisiko stunting.
Dengan menjadi orang tua asuh, masyarakat dapat memberikan dukungan berupa bantuan nutrisi, akses air bersih, sanitasi, dan edukasi kepada keluarga yang membutuhkan.
"Keberhasilan program ini memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, TNI, Polri, media massa, perbankan, serta lembaga lainnya yang diharapkan dapat berperan sebagai orang tua asuh dalam Program Genting," ujarnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten OKU Selatan Umu Manazilawati menambahkan, selain program Genting, Pemkab OKU Selatan juga mengoptimalkan fungsi Posyandu sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan balita dan edukasi orang tua dalam percepatan penurunan stunting di wilayah itu.
"Melalui upaya-upaya terpadu ini kami optimistis bahwa prevalensi stunting dapat dikurangi sehingga dapat menciptakan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas," ujarnya.
Berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi balita stunting di Kabupaten OKU Selatan menunjukkan hasil positif, di mana pada tahun 2021 sebanyak 24,8 persen dan turun menjadi 19,4 persen pada 2022.
Penurunan angka stunting ini didukung beberapa program lainnya yang dijalankan oleh jajaran Pemkab OKU Selatan, salah satunya Program DASHAT yang digalakkan dalam upaya percepatan penurunan angka kasus penyakit kekerdilan di wilayah itu.