Sumsel kawal petani padi tingkatkan produktivitas
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengawal petani padi untuk meningkatkan produktivitas lahan karena saat ini masih di kisaran 5,2 ton gabah kering giling per hektare.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Jumat, mengatakan, pengawalan itu dilakukan dengan merealisasikan beragam program sektor pertanian, mulai dari pembiayaan hingga bantuan alat mesin pertanian.
Kemudian, pengawalan yang sebenarnya juga dilakukan melalui pendampingan dari tenaga Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP), yang mana Sumsel sudah mengangkat sebanyak 1.400 orang sejak dua tahun lalu untuk sudah disebar ke daerah-daerah sentra produksi.
“Di Jawa sudah bisa 9 ton GKG per hektare, sementara kita masih 5-6 ton GKG per hektare, artinya ada yang salah di sini. Mereka (petani) perlu pengawalan,” kata gubernur.
Ia mengatakan petani tentunya tidak mempunyai banyak waktu untuk menganalisa kesalahannya sehingga cara paling praktis yakni memberikan pendampingan.
"Petani diajak untuk bersemangat menggunakan metode-metode baru berkaitan dengan pemupukan, teknologi pertanian, dan lainnya. Dan ini, merupakan tugas dari PPEP," kata dia.
Petugas PPEP juga mempermudah petani untuk mengakses beragam program pemerintah, seperti pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), pupuk subsidi hingga asuransi lahan pertanian.
Mereka juga terhubung ke perbankan karena menjadi agen laku pandai Bank Sumsel Babel, yakni bank yang ditugasi pemerintah untuk menyalurkan KUR sektor pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Selatan R. Bambang Pramono mengatakan produktivitas sawah di Sumatera Selatan meningkat dari 5,0 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare menjadi 5,2 ton GKG per hektare pada 2021 berkat adanya pendampingan kepada petani oleh petugas penyuluh lapangan.
Semula produktivitas lahan sawah di Sumsel selalu di bawah 5 ton GKG per hektare dalam 10 tahun terakhir.
“Sumsel sudah mampu menembus angka psikologis produktivitas lahan, kini sudah melewati 5 ton GKG per hektare,” kata dia.
Adanya pendampingan dari tenaga PPEP ini membuat beragam persoalan yang dihadapi petani dalam pengolahan lahan dapat tertanggulangi dengan cepat.
Tenaga PPEP memberikan solusi jika petani dihadapkan persoalan modal, bibit, pupuk, alat mesin pertanian, teknologi hingga pemasaran hasil produksi.
Ke depan, peran dari petugas PPEP ini akan dioptimalkan sehingga produktivitas lahan pertanian Sumsel dapat terus ditingkatkan seperti capaian lahan padi di Jawa yang sudah menembus 9 ton GKG per hektare.
Upaya ini tak lain untuk mencapai target 2,9 juta ton GKG pada 2022 dari 2,6 juta ton GKG pada 2021.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Jumat, mengatakan, pengawalan itu dilakukan dengan merealisasikan beragam program sektor pertanian, mulai dari pembiayaan hingga bantuan alat mesin pertanian.
Kemudian, pengawalan yang sebenarnya juga dilakukan melalui pendampingan dari tenaga Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP), yang mana Sumsel sudah mengangkat sebanyak 1.400 orang sejak dua tahun lalu untuk sudah disebar ke daerah-daerah sentra produksi.
“Di Jawa sudah bisa 9 ton GKG per hektare, sementara kita masih 5-6 ton GKG per hektare, artinya ada yang salah di sini. Mereka (petani) perlu pengawalan,” kata gubernur.
Ia mengatakan petani tentunya tidak mempunyai banyak waktu untuk menganalisa kesalahannya sehingga cara paling praktis yakni memberikan pendampingan.
"Petani diajak untuk bersemangat menggunakan metode-metode baru berkaitan dengan pemupukan, teknologi pertanian, dan lainnya. Dan ini, merupakan tugas dari PPEP," kata dia.
Petugas PPEP juga mempermudah petani untuk mengakses beragam program pemerintah, seperti pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), pupuk subsidi hingga asuransi lahan pertanian.
Mereka juga terhubung ke perbankan karena menjadi agen laku pandai Bank Sumsel Babel, yakni bank yang ditugasi pemerintah untuk menyalurkan KUR sektor pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Selatan R. Bambang Pramono mengatakan produktivitas sawah di Sumatera Selatan meningkat dari 5,0 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare menjadi 5,2 ton GKG per hektare pada 2021 berkat adanya pendampingan kepada petani oleh petugas penyuluh lapangan.
Semula produktivitas lahan sawah di Sumsel selalu di bawah 5 ton GKG per hektare dalam 10 tahun terakhir.
“Sumsel sudah mampu menembus angka psikologis produktivitas lahan, kini sudah melewati 5 ton GKG per hektare,” kata dia.
Adanya pendampingan dari tenaga PPEP ini membuat beragam persoalan yang dihadapi petani dalam pengolahan lahan dapat tertanggulangi dengan cepat.
Tenaga PPEP memberikan solusi jika petani dihadapkan persoalan modal, bibit, pupuk, alat mesin pertanian, teknologi hingga pemasaran hasil produksi.
Ke depan, peran dari petugas PPEP ini akan dioptimalkan sehingga produktivitas lahan pertanian Sumsel dapat terus ditingkatkan seperti capaian lahan padi di Jawa yang sudah menembus 9 ton GKG per hektare.
Upaya ini tak lain untuk mencapai target 2,9 juta ton GKG pada 2022 dari 2,6 juta ton GKG pada 2021.