Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Tradisi mudik bagi sebagian besar masyarakat Indonesia untuk merayakan Idul Fitri di kampung halaman sudah mulai terasa.
Sejumlah terminal pemberangkatan penumpang baik transportasi darat, laut dan udara mulai disesaki warga, tidak hanya di Pulau Jawa namun juga merata di sejumlah wilayah di Tanah Air.
Fenomena mudik Lebaran yang diwarnai berdesak-desakan di terminal menjadi hal yang lumrah, karena pada waktu yang hampir bersamaan warga bergerak dari satu daerah ke daerah lainnya.
Sedangkan bagi pemudik yang menggunakan mobil pribadi biasanya akan menemui beberapa hambatan kemacetan di sejumlah lokasi, baik di saat perjalanan maupun terjebak kepadatan lalu lintas daerah yang menjadi tujuan mudik.
Pada saat itulah berbagai risiko kemungkinan timbul, mulai kemacetan di jalan raya, tindakan kriminal seperti copet, hipnotis, perampokan hingga pembegalan.
Untuk meningkatkan rasa keamanan dan kenyaman masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri 2018, Polri menggelar Operasi Ketupat di seluruh Indonesia.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan Operasi Ketupat berlangsung selama 18 hari pada 7 Juni-24 Juni 2018.
Sebanyak 177.000 personel gabungan Polri, TNI, polisi pamong praja, pemadam kebakaran dan jajaran dari instansi terkait yang disiagakan dalam operasi tersebut.
Ditambah dari jajaran pemda masing-masing dan juga melibatkan beberapa ormas seperti Pramuka, Banser.
Jajaran Polri diminta memaksimalkan kerja keras untuk mengurai kemacetan dan meminimalkan kecelakaan lalu lintas.
Tidak hanya mengurai kemacetan, mengantisipasi tindakan kriminal, Kepolisian dan TNI juga bertugas menjamin stabilitas harga pangan di masyarakat melalui pengawasan distribusi bahan pangan dan menindak jika ada oknum yang melakukan penimbunan komoditas.
Operasi ini bertujuan memudahkan masyarakat yang kembali ke kampung halaman, dari gangguan baik preman, copet, jambret, kejahatan konvensional, hingga siaga untuk kemungkinan bencana alam.
Mewaspadai dan mencegah terjadinya kasus terorisme juga merupakan salah satu target yang ditekankan dalam operasi ini.
Pos Terpadu Apel Operasi Ketupat 2018 sudah mulai digelar. Penamaan operasi pengamanan Hari Raya Idul Fitri pada 2018 kembali menjadi Operasi Ketupat, menggantikan operasi sebelumnya yang dinamakan Operasi Ramadniya.
Operasi Ramadniya sudah digunakan selama dua tahun berturut-turut pada kepemimpinan Kapolri Jenderal (Purn) Badrodin Haiti.
Meski begitu, operasi hanyalah nama. Yang penting adalah dalam pelaksanaannya operasi tersebut sesuai dengan tujuan yang dicanangkan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat.
Dalam satu komando, Operasi Ketupat langsung diterapkan di semua wilayah di Indonesia dengan nama yang disesuaikan dengan daerah masing-masing.
Polda Metro Jaya dengan Operasi Ketupat Jaya misalnya dilaksanakan selama 18 hari dari 7 Juni hingga 24 Juni 2018, selama 18 hari.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan operasi ini melibatkan 5.200 personel berasal dari instansi terkait di antaranya aparat TNI dan Pemprov DKI Jakarta.
Untuk sasaran pengamanan dalam Operasi Ketupat ini adalah jalur mudik disebar ke tempat keberangkatan warga yang akan mudik, rumah ibadah dan tempat rekreasi.
"Orang yang mudik dan orang yang berbelanja, orang yang berekreasi, orang yang sembahyang di situ, yang kita lakukan nanti pengamanan semua," ungkap Argo.
Polda Metro Jaya mendirikan 143 pos pelayanan dan pengamanan yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti mobil derek, ambulance, dan kesehatan.
Polda Jawa Barat mengerahkan 23.117 personel dalam mengamankan arus mudik dan balik pada Lebaran 2018 yang ditempatkan di kawasan jalur mudik dan titik rawan.
Sementara itu Polda Sulawesi Barat, menyiapkan 26 posko arus mudik Lebaran 2018 di enam kabupaten di daerah itu, termasuk pos pelayanan rawan longsor di Kabupaten Majene.
Sedangkan Polda Jawa Timur membuka 211 pos pengamanan dan 39 pos pelayanan untuk mengatasi kemacetan saat arus mudik dan arus balik Lebaran 2018.
Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Kombes Pol Heri Wahono di Surabaya, Rabu (6/6) mengatakan pihaknya sudah mengantongi titik-titik yang rawan kemacetan saat arus mudik maupun arus balik.
Selain melibatkan TNI/Polri dan instansi terkait, Operasi Ketupat Lebaran 2018 juga melibatkan Pramuka, seperti di Propinsi Gorontalo yang ditempatkan secara bergantian di pos-pos pengamanan.
Meski hanya melibatkan 20 orang Pramuka dari Kwartir Cabang Gorontalo Utara, cukup membantu pengamanan arus mudik di daerah itu agar lancar dan kondusif.
Rawan Macet Kemacetan lalu lintas setiap tahun saat mudik Lebaran sepertinya menjadi hal yang sulit dihindari. Mobil dan kenderaan umum bergerak hampir bersamaan terutama ke daerah kantong-kantong mudik di Pulau Jawa.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono mengatakan ada tiga titik rawan macet di sepanjang tol Trans Jawa yang harus diwaspadai, yaitu gerbang tol Kertasari (Tegal), titik kedua adalah Jembatan Kali Kuto di Kendal yang belum rampung pembangunannya yang jembatan penghubung Tol Batang-Semarang.
Berikutnya, untuk jalan Tol Semarang-Solo, masih ada satu tol yang bersifat fungsional yakni Tol Salatiga-Colomadu. Di tol tersebut, titik kritisnya ada di Jembatan Kali Kenteng.
Selain waspada macet, ternyata waspada rawan kecelakaan juga menjadi perhatian.
Kapolres Magelang Kota AKBP Kristanto Yoga Dharmawan, mengatakan setidaknya tiga ruas jalan utama yang dipetakan sebagai rawan kecelakaan, meliputi Jalan Ahmad Yani, Jalan Soekarno-Hatta, dan Jalan Jenderal Sudirman.
Untuk diperlukan manajemen rekayasa arus lalu lintas sesuai dengan perkembangan kondisi kepadatan lalu lintas.
Apel Ketupat Lebaran 2018 sudah digelar. TNI/Polri dan instansi terkait sudah menyatakan siap menjalankan tugas untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat.
Semua pihak tentu tidak ingin terjadi hal-hal yang merugikan pemudik.
Namun yang tidak kalah penting adalah bahwa masyarakat agar lebih berhati-hati dalam setiap aktivitas saat mudik ke kampung halaman.
Semua pemudik tentu ingin perjalanan mudik yang menyenangkan hingga tiba di kampung halaman bertemu dengan handai taulan.
Namun, kepolisian mengimbau masyarakat yang akan pergi mudik untuk berangsur-angsur segera pergi ke tempat tujuannya, untuk menghindari kemacetan.
Akan tetapi, tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada rumah dan harta benda yang ditinggalkan.
Rumah pun sebaiknya dititipkan kepada tetangga agar lebih aman, periksa arus listrik dan kompor, jangan sampai rumah ditinggalkan sementara kompor masih ada yang belum mati.
Berita Terkait
Selama Operasi Ketupat Musi 2024 angka kematian akibat kecelakaan turun 65 persen
Jumat, 19 April 2024 21:50 Wib
Kapolres sebut lalu lintas arus balik Lebaran di OKU Sumsel lancar
Jumat, 19 April 2024 17:54 Wib
Permintaan bungkus ketupat daun pandan di Palembang tinggi
Selasa, 9 April 2024 18:35 Wib
Berharap rupiah berlipat dari kulit ketupat
Selasa, 9 April 2024 8:25 Wib
Polres OKU Timur tempatkan Pospam di perbatasan Lampung
Kamis, 4 April 2024 23:55 Wib
Polres OKU dirikan tujuh pos Operasi Ketupat Musi 2024
Rabu, 3 April 2024 22:16 Wib
Pj Bupati Banyuasin minta semua pihak saling support sukseskan Operasi Ketupat 2024
Minggu, 31 Maret 2024 17:09 Wib
Polisi dirikan 92 pos pada Operasi Ketupat Musi 2024 di Sumsel
Jumat, 29 Maret 2024 18:13 Wib