Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Dua diaspora Indonesia di Louisiana, Amerika Serikat, Herry dan Ida Utomo, berhasil menciptakan beras berprotein tinggi.
Dalam keterangan pers yang diterima Antara di Jakarta, Kamis, dijelaskan bahwa beras yang diberi nama Cahokia telah terbukti mengandung 50 persen lebih banyak protein dibanding beras pada umumnya.
Beras bulir panjang umumnya mengandung empat gram protein setiap hidangan, tetapi beras Cahokia mengandung enam gram protein.
Temuan kedua diaspora yang juga profesor di Louisiana State University ini salah satunya bertujuan untuk mengatasi malnutrisi.
"Ada ratusan juta orang di seluruh dunia yang bergantung pada nasi dan memakannya tiga kali per hari, tetapi kadang mereka tidak dapat asupan protein yang cukup karena kelangkaan atau tidak mampu membeli daging. Saya pikir jika kita dapat meningkatkan kandungan protein beras, itu dapat membantu mengatasi masalah gizi buruk yang serius," kata Ida Utomo.
Beras Cahokia telah lolos paten, pertama kali berhasil dikembangkan di dunia, dan kini mulai dijual ke publik melalui berbagai pasar swalayan oleh perusahaan di AS.
Petani lokal asal Illinois bernama Blake Gerard yang menekuni pertanian padi selama 18 tahun mengaku amat puas dengan beras Cahokia.
"Kami sekarang sedang panen kelima dan dengan hasil yang bagus serta tingkat protein yang konsisten, kami sangat gembira," ujarnya.
Selain kandungan protein tinggi, kadar karbohidrat di beras Cahokia pada dasarnya tidak berubah. Cahokia memiliki indeks glisemik (IG) yang lebih rendah dibanding beras lain pada umumnya.
Karbohidrat dari beras Cahokia berubah menjadi gula lebih lambat daripada beras biasa sehingga bagi para penderita diabetes, beras dengan IG lebih rendah seperti Cahokia lebih aman untuk dikonsumsi. Tidak ada perubahan teknis dalam budidaya padi berkadar protein tinggi ini. Artinya, tanpa mengeluarkan biaya tambahan maka dari tiap satu hektar yang ditanami Cahokia akan diperoleh 150 kilogram ekstra protein murni," kata Herry Utomo.
Protein tambahan ini setara dengan 550 kilogram daging atau 4.500 liter susu. Dengan total areal produksi beras AS sebesar 1,8 juta hektar, maka padi berkadar protein tinggi ini akan membantu menghasilkan tambahan 0.23 juta ton protein murni setiap kali tanam.
Untuk Indonesia yang lahannya 4,5 kali AS, potensi tambahan protein bisa mencapai 1 juta ton protein murni yang setara dengan 3,6 juta ton daging tanpa biaya tambahan atau mengubah cara budidaya.
Berita Terkait
Serangan Rafah akan musnahkan kans normalisasi hubungan Israel-Saudi
Jumat, 3 Mei 2024 11:43 Wib
Erick: Garuda Muda membanggakan meski belum lolos Olimpiade
Jumat, 3 Mei 2024 11:05 Wib
Pemkab OKU bedah 150 rumah tidak layak huni
Jumat, 3 Mei 2024 11:04 Wib
Dinas Perikanan OKU minta warga jaga ekosistem ikan di Sungai Ogan
Jumat, 3 Mei 2024 11:04 Wib
Mendag minta importir percepat suplai untuk tekan harga gula
Kamis, 2 Mei 2024 17:02 Wib
Pegawai Pemkot Palembang pakai baju adat peringati Hardiknas
Kamis, 2 Mei 2024 16:48 Wib
Pemkab OKU Timur peroleh penghargaan revitalisasi Bahasa Komering
Kamis, 2 Mei 2024 16:47 Wib
Polres OKI tangkap tiga pelaku begal sopir truk melintasi Mesuji
Kamis, 2 Mei 2024 12:36 Wib