Jakarta, (ANTARA Sumsel) - Konsumsi tepung terigu diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan semakin berkembangnya bisnis makanan yang menggunakan bahan baku tepung terigu.
"Semakin meningkatnya konsumsi tepung terigu tidak lepas dari semakin bertambahnya kafe-kafe. Kalau di kafe, orang tentu tidak makan nasi tapi makan roti yang menggunakan bahan baku tepung terigu," ujar Manajer Pemasaran Interflour Indonesia, Dhanny Widjaja, di Jakarta, Senin.
Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) memperkirakan permintaan industri terigu akan tumbuh sekitar lima hingga enam persen/tahun , sejalan dengan pertumbuhan ekonomi makro nasional 2015.
Dhanny Widjaja melihat potensi besar di bisnis bahan baku roti, biskuit dan mie tersebut.
"Kami yakin tren ke depan semakin positif, apalagi bisnis makanan termasuk bisnis makanan yang tahan banting," lanjut dia.
Oleh karena itu, pihaknya menargetkan peningkatan pangsa pasar sebesar 10 persen pada 2019.
"Tahun ini sudah mencapai 8 persen dengan total produksi 2.800 ton per hari dari dua pabrik di Makassar dan Cilegon, kata Dhanny.
Dhanny menyatakan perusahaan tepung merk Gerbang itu akan mengoptimalkan penjualan mengandalkan distributor yang tersebar di seluruh Indonesia.
Lebih dari 100 distributor Interflour Indonesia memiliki komitmen untuk menguasai 10 persen pangsa pasar tepung terigu di Indonesia.
Dia menjelaskan, perluasan dan pengembangan area merupakan salah satu strategi dengan menyasar pada industri roti, biskuit dan mie.
Selain itu, juga mendistribusikan produk kami ke pasar-pasar, yaitu ke grosiran dan eceran.
"Kami fokus untuk ekspansi terutama daerah Sumatera bagian selatan," papar dia.
Pihaknya juga sedang melakukan rehabilitasi salah satu pabrik Interflour di Cilegon. Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas. Pabrik tersebut memiliki kapasitas 400 ton per hari itu akan diresmikan pada 2017.