Pelaku Usaha: Industri pembiayaan tumbuh lebih baik

id pembiayan kridit, pinjaman, kridit, ekonomi, perusahaan pembiayaan, finance

Pelaku Usaha: Industri pembiayaan tumbuh lebih baik

WOM Finance (Antarasumsel.com/Grafis/Aw)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Direktur PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (Wom Finance) Njauw Vido Onadi mengatakan industri pembiayaan tumbuh lebih baik jika dibandingkan tahun lalu meski masih dibayangi pelemahan ekonomi dalam negeri.

"Jika dibandingkan tahun lalu, memang tahun ini agak lebih baik. Tapi belum bisa dikatakan pulih atau masih lesu," kata Njauw di Palembang, Sabtu.

Ia mengatakan pada semester I/2016, perusahaannya mencatat pertumbuhan 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Capaian ini lebih baik mengingat proyeksi Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia hanya mematok tumbuh empat persen pada 2016.

"Salah satu yang mempengaruhi karena banyak paket kebijakan pemerintah pada 2015 dan mulai berpengaruh pada 2016. Setidaknya berbagai paket kebijakan itu mendorong sektor riil dan berimbas dengan membaiknya daya beli masyarakat," kata dia.

Meski demikian, perusahaan pembiayaan tidak bisa jor-joran seperti saat perekonomian di tahun 2011-2012 karena jika dipaksakan maka akan berimbas pada kredit macet.

"Perusahaan kami fokus pada penjualan yang berkualitas saja, karena jika macet dan kendaraan harus ditarik, itu benar-benar merepotkan," kata dia.

Sejauh ini WOM Finance mampu menjaga rasio kredit macet NPL di angka 1,2 persen dari ambang batas normal 5,0 persen.

Pada semester I/2016, total dana yang disalurkan untuk pembiayaan sebesar Rp12,7 triliun yang tersebar di tujuh regional di seluruh Indonesia.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Iwan membenarkan bahwa saat ini perusahaan pembiayaan selektif dalam menyalurkan kredit untuk menyikapi belum membaiknya perekonomian dalam negeri akibat anjloknya harga komoditas.

"Saat ini daya beli masyarakat menurun sehingga perusahaan harus mengedepankan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas usaha dan arus modal. Apalagi, seperti diketahui Sumsel merupakan daerah yang bertumpu pada komoditas ekspor karet, sawit, dan batubara," kata dia.

Secara nasional pertumbuhan perusahaan pembiayaan pada 2015 hanya pada kisaran 7-10 persen dengan rasio kredit macet (NPL) 1,45 persen (batas ambang OJK sebesar 5 persen)

Dari data ini dapat diketahui bahwa industri pembiayaan itu tetap tumbuh tapi melambat, dengan tetap mampu menjaga arus kas.