Perantau Sumsel di Jawa Barat dibantu ambulance

id gubernur alex, alex noerdin, pempov sumsel, perantau sumsel, mobil ambulance

Perantau Sumsel di Jawa Barat dibantu ambulance

Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin menyetir mobil ambulance di Palembang, Kamis (7/3). Pemprov Sumsel memberikan bantuan satu unit mobil tersebut kepada masyarakat perantau Sumsel di Jawa Barat untuk kepentingan sosial. (Foto Antarasumsel.com/1

Palembang  (ANTARA Sumsel) - Perantau asal Sumatera Selatan yang tinggal di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menerima bantuan hibah satu unit mobil ambulance dari Pemerintah Provinsi Sumsel.

Bantuan hibah diserahkan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin langsung kepada Ketua Forum Komunikasi Anak Rantau (FKAR) Sumsel yang berdomisili di Bandung Barat Heriyanto pada acara pemberian bantuan hibah Pemprov setempat di Palembang, Kamis.

Gubernur Alex Noerdin pada kesempatan itu mengatakan, mobil bantuan tersebut diharapkan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan warga Sumsel di perantauan.

Dengan adanya mobil tersebut, jika terdapat warga yang sakit bisa segera dibawa ke rumah sakit tanpa harus sewa kendaraan atau meminjam mobil ambulance dari rumah sakit.

Begitu juga jika ada warga perantau yang meninggal dunia ingin dibawa ke tanah kelahirannya di Sumsel tinggal koordinasi saja dengan ketua forum, katanya.

Menurut dia, bantuan tersebut diberikan atas dasar permohonan Ketua FKAR Sumsel pada Januari 2012 dan permasalahan yang dihadapi warga perantau yang sering mengalami kendala biaya sewa kendaraan yang mahal terutama untuk membawa keluarga meninggal dunia dimakamkan ke kampung halaman di Sumsel.

Melihat kondisi tersebut dan disesuaikan dengan kondisi keuangan Pemprov Sumsel, permohonan warga perantau melalui FKAR baru bisa direalisasikan pada Maret 2013, ujar Alex.  

Sementara Ketua FKAR Sumsel Heriyanto mengatakan, warga perantau di Bandung Barat mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan tersebut.

Bantuan mobil sangat dinantikan 1.500 kepala keluarga yang ada di perantauan tersebut karena banyak orang tua atau keluarga mereka yang berpesan jika meninggal dimakamkan ke kampung halaman tidak bisa dibawa karena tidak memiliki biaya sewa mobil, ujarnya.