Menlu Retno: RI berupaya dorong ASEAN bersatu selesaikan isu Myanmar - ANTARA News Sumatera Selatan

Menlu Retno: RI berupaya dorong ASEAN bersatu selesaikan isu Myanmar

id menlu retno marsudi,krisis myanmar,ktt asean,ktt asean 2023,berita sumsel, berita palembang

Menlu Retno: RI berupaya dorong ASEAN bersatu selesaikan isu Myanmar

Menlu Retno Marsudi menyampaikan keterangan dalam konferensi pers terkait hasil penyelenggaraan AMM 2023 di Jakarta, Jumat (14/7/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU/aa.

Selama masa keketuannya, Indonesia telah melakukan lebih dari 110 pendekatan dengan berbagai pihak di Myanmar, termasuk dengan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang adalah pemerintah bayangan bentukan oposisi junta, Dewan Administrasi Negara (SAC) yang dibentuk militer, organisasi perlawanan etnis (EROs), serta masyarakat sipil Myanmar untuk membuka jalan menuju dialog inklusif.

Semua itu dilakukan dengan tetap mengacu pada 5PC sebagai acuan utama bagi ASEAN untuk penanganan krisis di Myanmar.

"5PC adalah acuan utama, dan implementasi 5PC harus tetap jadi fokus ASEAN," kata Menlu Retno dalam AMM di Jakarta pada Juli lalu.

Penegasan oleh Menlu Retno terkait 5PC dilakukan setelah Thailand pada Juni mengadakan pertemuan yang mengundang perwakilan junta Myanmar, yang dikucilkan dari berbagai pertemuan ASEAN karena mereka melanggar konsensus dan terus melakukan aksi kekerasan terhadap rakyatnya.

Thailand memberikan pembenaran atas pertemuan tersebut dengan mengatakan bahwa dialog dengan junta sangat diperlukan untuk melindungi negaranya, yang memiliki perbatasan panjang dengan Myanmar.

Krisis di Myanmar dipicu kudeta oleh militer terhadap pemerintah terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021, atas dugaan kecurangan pemilu.

Sejak itu, Myanmar menghadapi krisis politik dan keamanan ketika junta merespons protes besar-besaran rakyat dengan kekerasan bersenjata, hingga mengakibatkan jatuhnya ribuan korban jiwa dan luka-luka.

Krisis tersebut juga mendorong warga Myanmar untuk mengungsi dan sekitar 17,6 juta warga Myanmar sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk lebih dari 5 juta anak di negara itu, berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).