Bulog janji serap 50.000 ton beras petani Sumsel hingga Mei 2021

id bulog,bulog sumsel,beras petani,harga gabah,petani sumsel,gudang bulog,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, palembang hari ini

Bulog janji serap 50.000 ton beras petani  Sumsel hingga Mei 2021

Pekerja memanggul karung berisi beras di gudang milik Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) milik Perum Bulog Divre Sumsel-Babel di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (12/4/17). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/17)

Palembang (ANTARA) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) berjanji menyerap sebanyak 50.000 ton beras petani di Sumatera Selatan hingga Mei 2021.

Pemimpin Wilayah Bulog Divre Sumsel-Babel Ali Ahmad Najih Amsari di Palembang, Minggu, mengatakan, target itu sesuai dengan permintaan pemerintah Provinsi Sumatera Selatan karena saat ini sedang puncak panen di sejumlah sentra produksi.

“Kami optimis tercapai karena sekarang terus membeli beras petani. Setidaknya 700 ton setiap hari,” kata dia.

Ia mengatakan Bulog diminta Pemprov Sumsel dapat menyerap 80 ribu ton beras petani untuk dua musim tanam tahun ini.

Lantaran melonjaknya produksi petani, Bulog pun diminta hingga Mei 2021 merealisasikan sebanyak 50 ribu ton beras atau sesuai kapasitas maksimal gudang.

Untuk mencapai target tersebut, Bulog mengaktifkan gudangnya di sejumlah wilayah walau di hari libur Sabtu dan Minggu. Hingga Maret 2021, Bulog sudah menyerap 16.334 ton beras petani Sumsel.

Menurutnya, penyerapan dilakukan hingga ke tingkat penggilingan kecil.

Namun, ia tak menyangkal ada sejumlah daerah yang tidak dapat dijangkau lantaran kendala infrastruktur.

“Persoalan tata niaga beras ini ada di sisi output dan input, yang perlu diperbaiki. Mulai dari transfortasi hingga kualitas beras yang dihasilkan petani,” kata dia.

Jika saja infrastruktur sudah memadai, maka Bulog memastikan akan menjangkau seluruh daerah sentra produksi beras Sumsel.
Tapi, faktanya terdapat wilayah remote area, yang mana petaninya sulit untuk mengases gudang Bulog, kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tananam Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumsel R Bambang Pramono, meminta para petani di wilayahnya untuk menunda menjual Gabah Kering Giling (GKG) yang melebihi kebutuhan hidup. Ini menyusul lantaran anjloknya harga gabah saat ini.

Selain itu, banyak petani yang menjual gabah dan beras jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan Perum Bulog sebesar Rp5.300 untuk gabah per kilogram (Kg) dan Rp8.300 untuk beras per Kg. Dimana petani hanya bisa menjual gabah berkisar Rp3.500 sampai Rp 4.000 per Kg.

“Karena itu, saat ini jual dulu saja (gabah dan beras) sesuai kebutuhan. Sisanya itu tunda dulu sampai HPP kembali naik,” ujarnya.