Hilal terlihat di Palembang, Kemenag imbau tarawih di rumah

id hilal,pantauan hilal,kemenag sumsel,puasa,ramadhan,hilal terlihat

Hilal terlihat di Palembang, Kemenag imbau tarawih di rumah

Kepala Kantor Wilayah Kemeterian Agama  Sumsel, Alfajri Zabidi saat memantau hilal, Kamis petang (23/4) (ANTARA/Aziz Munajar/20)

Maka hilal pada sore ini ada kemungkinan dapat di rukyat, namun untuk di Kota Palembang kemungkinan tidak dapat dirukyat karena pengaruh cuaca
Palembang (ANTARA) - Hilal di Kota Palembang sudah terlihat berdasarkan hasil pemantauan tim Kantor Wilayah Kementerian Agama Kantor Wilayah Sumatera Selatan dari atas gedung Rafah Tower Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

"Matahari tenggelam pukul 17:57:58 WIB dengan ketinggian hilal di Palembang pada sore ini 3 derajat 45 menit 40 detik di atas ufuk Mar'i," kata Kepala Kantor Wilayah Kemeterian Agama  Sumatera Selatan Alfajri Zabidi setelah memantau hilal, Kamis petang.

Berdasarkan hasil pemantuan, azimut matahari terbenam 12 derajat 43 menit 58 detik di Utara titik barat dan azimut bulan terbenam 10 derajat 29 menit 55 detik di Utara titik barat.

Hisab hilal sudah di atas ufuk, kata dia, maka hilal pada sore ini ada kemungkinan dapat di rukyat, namun untuk di Kota Palembang kemungkinan tidak dapat dirukyat karena pengaruh cuaca.

"Oleh karena itu hilal sudah di atas 2 derajat sesuai batas ketentuan di Asia Tenggara, maka tanggal 1 Ramadhan 1441 Hijriah diperkirakan jatuh pada hari Jumat (24/4), tetapi harus menunggu keputusan Kementrian Agama RI," ujar Alfajri.

Pihaknya menyampaikan hasil pantauan tersebut  ke Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag RI untuk dijadikan bahan penetapan Kemenag RI.

Menurutnya jika 1 Ramadhan jatuh pada Kamis petang ini, maka umat Islam khususnya di Sumsel dapat menjalankan ibadah tarawih malam ini, namun pelaksanannya di rumah masing-masing sesuai imbauan pemerintah untuk memutus rantai penularan COVID-19.

"Kami mengimbau para ulama dan umaro agar menyampaikan imbauan shalat tarawih di rumah dengan bahasa yang sejuk, meskipun ibadah di rumah mudah-mudahan tidak mengurangi makna ketaatan sebagi muslim karena sekarang kondisinya darurat," kata Alfajri.