Basarnas temukan serpihan dan tumpahan minyak MV Nur Allya
Ternate (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ternate, Maluku Utara (Malut) melakukan penyisiran mulai dari Barat menuju ke Timur sampai dan Selatan Pulau Obi berhasil menemukan serpihan dan tumpahan minyak dari kapal MV Nur Allya.
"Pencarian yang dilakukan team SAR gabungan dengan KN SAR 237 Pandudewanata menemukan tumpahan minyak di perairan Desa Boto Obi Selatan dan selanjutnya dilaksanakan pengambilan Sampel setelah itu melanjutkan penyisiran ke bagian selatan Pulau Obi, selain tumpah minyak ditemukan juga lifecraft serta serpihan milik kapal MV Nur Allya," kata Kepala Basarnas Ternate Muhamad Arafah di Ternate, Sabtu.
Dia mengatakan, pada Jumat (30/8) sekitar 17.44 WIT, KN. SAR 237 Pandudewanata telah selesai melaksanakan penyisiran di sebelah Barat - Timur - Selatan Pulau Obi dengan hasil tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan MV Nur Allya yang membawa sebanyak 25 ABK yang dinyatakan hilang.
Team SAR Gabungan juga telah melakukan pengecekan di sepanjang pesisir pantai Desa Fluk dengan hasil nihil.
Olehnya itu, tim Basarnas dengan menggunakan KN SAR 237 Pandudewanata telah kembali melakukan pencarian kapal yang diduga berada di sekitar perairan Pulau Obi.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) menerbitkan Maklumat Pelayaran nomor 56/Phbl/2019 tanggal 28 Agustus 2019 tentang Pencarian Hilang Kontak kapal MV Nur Allya di sekitar perairan utara Pulau Buru.
Kapal MV Nur Allya milik PT Gurita Lintas Samudera mengalami hilang kontak dalam pelayaran dari Pelabuhan Sepo Wilayah Kerja UPP Weda Halmahera menuju Pelabuhan Morose Sulawesi Tenggara dengan membawa 25 Anak Buah Kapal (ABK) termasuk Nakhoda yang terakhir melakukan komunikasi dengan pemilik kapal pada tanggal 20 Agustus 2019
Hingga saat ini, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Ternate bersama dengan Basarnas Ternate dan unsur lainnya terus berupaya melakukan pencarian kapal dimaksud.
Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut Yan Prastomo Ardi melalui siaran pers yang diterima Antara menyatakan, hasil pencarian hingga kini masih nihil.
Bahkan, pengecekan sinyal, monitoring maupun scanning untuk frekuensi 406.037 Mhz milik beacon MV Nur Allya juga belum ada informasi lebih lanjut, sehingga melalui Maklumat Pelayaran , Ditjen Perhubungan Laut menyebarluaskan pesan mengenai hilangnya kapal tersebut.
Dalam maklumat tersebut, Kementerian Perhubungan meminta bila ada yang kapal yang berlayar di perairan Timur Indonesia, khususnya di wilayah Perairan Utara Pulau Buru dan Pulau Obi mengetahui keberadaan kapal MV. Nur Allya agar segera menghubungi pihak Syahbandar setempat.
"Pencarian yang dilakukan team SAR gabungan dengan KN SAR 237 Pandudewanata menemukan tumpahan minyak di perairan Desa Boto Obi Selatan dan selanjutnya dilaksanakan pengambilan Sampel setelah itu melanjutkan penyisiran ke bagian selatan Pulau Obi, selain tumpah minyak ditemukan juga lifecraft serta serpihan milik kapal MV Nur Allya," kata Kepala Basarnas Ternate Muhamad Arafah di Ternate, Sabtu.
Dia mengatakan, pada Jumat (30/8) sekitar 17.44 WIT, KN. SAR 237 Pandudewanata telah selesai melaksanakan penyisiran di sebelah Barat - Timur - Selatan Pulau Obi dengan hasil tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan MV Nur Allya yang membawa sebanyak 25 ABK yang dinyatakan hilang.
Team SAR Gabungan juga telah melakukan pengecekan di sepanjang pesisir pantai Desa Fluk dengan hasil nihil.
Olehnya itu, tim Basarnas dengan menggunakan KN SAR 237 Pandudewanata telah kembali melakukan pencarian kapal yang diduga berada di sekitar perairan Pulau Obi.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) menerbitkan Maklumat Pelayaran nomor 56/Phbl/2019 tanggal 28 Agustus 2019 tentang Pencarian Hilang Kontak kapal MV Nur Allya di sekitar perairan utara Pulau Buru.
Kapal MV Nur Allya milik PT Gurita Lintas Samudera mengalami hilang kontak dalam pelayaran dari Pelabuhan Sepo Wilayah Kerja UPP Weda Halmahera menuju Pelabuhan Morose Sulawesi Tenggara dengan membawa 25 Anak Buah Kapal (ABK) termasuk Nakhoda yang terakhir melakukan komunikasi dengan pemilik kapal pada tanggal 20 Agustus 2019
Hingga saat ini, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Ternate bersama dengan Basarnas Ternate dan unsur lainnya terus berupaya melakukan pencarian kapal dimaksud.
Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut Yan Prastomo Ardi melalui siaran pers yang diterima Antara menyatakan, hasil pencarian hingga kini masih nihil.
Bahkan, pengecekan sinyal, monitoring maupun scanning untuk frekuensi 406.037 Mhz milik beacon MV Nur Allya juga belum ada informasi lebih lanjut, sehingga melalui Maklumat Pelayaran , Ditjen Perhubungan Laut menyebarluaskan pesan mengenai hilangnya kapal tersebut.
Dalam maklumat tersebut, Kementerian Perhubungan meminta bila ada yang kapal yang berlayar di perairan Timur Indonesia, khususnya di wilayah Perairan Utara Pulau Buru dan Pulau Obi mengetahui keberadaan kapal MV. Nur Allya agar segera menghubungi pihak Syahbandar setempat.