Balapan F1 di balik kacamata "Si manusia es" Kimi Raikkonen

id Aditya Eko Sigit Wicaksono,f1, balap f1,balap mobil,berita sumsel,berita palembang,antara sumsel,antara palembang,yang terbaru,formula 1

Balapan F1 di balik kacamata "Si manusia es" Kimi Raikkonen

Kimi Raikkonen. (ANTARA/REUTERS)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Kimi Raikkonen pada September lalu membuat kejutan dengan mengumumkan kepindahannya dari Ferrari ke Sauber, tim di mana pertama kali dia melakukan debut di Formula 1.

Pebalap Finlandia itu pun tak sungkan mengumumkan rencananya itu lewat cuitan di akun Twitternya.

"Tebak siapa yang kembali?! Dua tahun ke depan dengan @sauberf1team! Terasa sangat bagus bisa kembali ke tempat semuanya dimulai!" demikian cuit Raikkonen.

Sejak membuat debut bersama Sauber pada 2001, Raikkonen telah memenangi 21 Grand Prix dan 103 kali naik podium.

Tahun 2007, di mana dia meraih gelar juara dunia, kala itu bersama Ferrari, menyematkan namanya sebagai salah satu pebalap paling menjanjikan dan dicintai oleh para fansnya itu.

Adalah David Robertson yang meyakinkan Peter Sauber untuk memberikan Raikkonen kursi Formula 1 untuk diuji. Raikkonen baru 23 kali merasakan balapan mobil kursi tunggal kala itu.

"Kimi memiliki 'faktor wow', kata putra Robertson, Steve Roberston kepada Formula1.com.

"Dia memiliki kemampuan untuk sangat mendominasi dan sangat berkomitmen untuk balapan, walaupun dia melompati banyak kategori kala itu. Ayahku meyakinkan Peter untuk melihat Kimi. Dia sangat tertarik karena Peter sejatinya adalah seorang pebalap," kata Steve yang selama dua dekade terakhir menjadi manajer Raikkonen itu.

Sauber pun memberinya kesempatan, menguji mobil mereka di salah satu trek paling menuntut keterampilan pebalap, Mugello di Italia. Raikkonen belum pernah melihat mobil Formula 1 sebelumnya.

Dan kini dia harus membalap di trek yang bisa menghasilkan gaya gravitasi (G-force) tinggi sementara lehernya belum terbiasa karenanya.

"Saya lebih merasa senang daripada gugup," aku Raikkonen. "Tapi saya percaya saya punya kecepatan, motivasi dan ambisi yang diperlukan untuk sukses." Lagak tipikal seorang Raikkonen, padahal tahun itu ada Michael Schumacher, yang sedang mengincar gelar juara dunia keempat kalinya.

Jacky Eeckelaert, race engineer Sauber pada 2001, yang kala itu sedang membuat program latihan hari kedua mendapati seseorang mengetuk pintu motorhomenya. Schumacher lah yang berada di depan pintu.

"Siapa pebalap yang mengemudi mobil Saubermu?' tanya Schumacher dan saya jawab dia adalah Kimi Raikkonen dan 12 bulan lalu dia hanya membalap karting. Dia membalas,'dia akan menjadi sangat, sangat cepat," ingat Eeckelaert.

Bahkan manajer tim Sauber Beat Zehnder datang untuk menyaksikan langsung Raikkonen di hari kedua tes. Setelah tiga hari sesi tes selesai, Sauber memutuskan untuk memberi Raikkonen kesempatan dan dari situ lah kerja keras dia dimulai.

Kimi Raikkonen (kiri) dan Michael Schumacher (kanan) (twitter.com/Kimi7iceman) GP Australia menjadi balapan pertama Raikkonen di mana dia mampu meraih poin pertamanya di F1 dengan finis P6, 17 detik di belakang juara balapan.

Raikkonen pun tak menyangka hari itu bakal menjadi salah satu hari terbesar di hidupnya, pasalnya 30 menit sebelum balapan dimulai dia sempat "menghilang".

Sang pelatih, Josef Leberer, yang pernah juga berkerja bersama Ayrton Senna, pun kelabakan mencari Raikkonen dan untungnya menemukannya. "Dia sedang tertidur," ingat Leberer.

"Saya bilang, 'Kimi, dalam beberapa menit lagi, kamu harus turun di balapan pertamamu!' Lalu dia bilang 'Oh Josef, biarkan aku tidur lima menit lagi!' Saya tak pernah melihat yang demikian, dan tak pernah setelah itu. Itu adalah tingkat ketenangan yang sangat tinggi. Bukan dibuat-buat, alami. Saya biarkan dia tidur beberapa menit lagi. Istirahat itu penting," kata Leberer.

Pebalap yang mendapat julukan si Manusia Es, "the Iceman", dari Ron Dennis, mantan bosnya di McLaren, itu, sangat serius ketika balapan.

Terkenal 'pelit bicara', Raikkonen memiliki cara tersendiri menghadapi balapan. "Saya lebih suka langsung ke titik pembahasan dan mengesampingkan sisanya," kata Raikkonen.

Sesi tanya jawab sering berlangsung singkat dengan tingkat efisiensi yang Raikkonen miliki, tapi para teknisi justru menyukainya. "Dia seorang pebalap yang menarik untuk diajak bekerjasama karena dia menganalisa dirinya sendiri bagaimana dia bisa meraih waktu terbaik setiap lapnya," kata Eeckelaert.

Raikkonen pun tak segan untuk menceritakan kendala di trek usai balapan sebagai masukan untuk pengembangan mobil.

"Dia punya cara kerja yang baik," kata Eeckelaert.

Bersama Ferrari, Raikkonen juga memiliki hubungan yang baik.

"Banyak orang melihat dia sebagai orang yang tulus," kata Robertson. "Secara internal di Ferrari, mereka banyak memikirkannya, dan dia memiliki hubungan yang baik di san. Dia mendapatkan sorakan terkeras di podium, orang-orang mencintainya. Apa yang mereka lihat di Kimi adalah seseorang yang menyelesaikan sesuatu dengan gayanya sendiri. Kimi adalah Kimi dan orang-orang bisa menerimanya." Para penggemarnya, tak kurang dari 70.000 orang, bahkan menandatangani petisi yang meminta Ferrari untuk tetap mempertahankannya di tim.

Sang pelatih, Leberer, memandang Raikkonen adalah seorang yang loyal walaupun dia bekerja dengannya hanya satu musim di Sauber.

Leberer ingat suatu ketika setelah sesi latihan dua pekan di Austria menjelang musim balapan 2001, dia bersama Raikkonen pergi ke warung Pizza untuk bersantai.

Dia menawari Raikkonen muda bir dan dengan polosnya dia berkata "Yang benar, boleh?' Saya bilang tentu saja, kau telah bekerja keras, sebuah bir tak jadi masalah," kata Leberer.

Raikkonen tak pernah lupa apa yang Leberer lakukan untuk menyiapkan dia sebagai pebalap di Sauber yang pada akhirnya dilirik oleh McLaren untuk membalap di musim selanjutnya (2002-2006).

Beberapa tahun setelah itu Raikkonen menjadi juara dunia bersama Ferrari. "Beat (Zehnder) dan saya diundang ke pesta perayaannya. Dia bilang ingin kami berada di san. Sangat lah menyenangkan mendengar itu setelah sekian tahun, dia tidak lupa," ingat Leberer.

Raikkonen pun memperkenalkan mereka kepada teman-temannya. "Dia (berganti) bertanya apakah saya ingin bir," kenang Leberer.

Banyak yang berharap Raikkonen sebenarnya bisa menjadi juara dunia lebih dari sekali mengingat kemampuan yang ia miliki.

Dua kali dia menjadi runner-up bersama McLaren. Namun Raikkonen mengaku tak kecewa dengan itu.

"Mungkin kami punya kesempatan di tahun-tahun itu, tapi terkadang sesuatu tidak berjalan seperti yang kamu mau," kata Raikkonen.

Seperti halnya ketika dia memenangi balapan GP Amerika Serikat tahun lalu setelah puasa juara lebih dari lima tahun.

"Jika waktunya datang, maka akan datang, jika tidak maka itu tidak merubah kehidupanku sama sekali. Saya senang karena kami berada di sini murni untuk mengincar kemenangan," kata Raikkonen yang juga doyan bermain hoki es itu.

Setelah membalap bersama Ferrari di lima tahun terakhir, delapan musim secara keseluruhan, Raikkonen memutuskan untuk kembali ke Sauber.

Raikkonen sekarang adalah pebalap paling senior di trek, setelah menyelesaikan kontrak dua tahunnya dengan Sauber maka dia akan berusia 41 tahun.

Gairah membalap Kimi tak lekang di usianya yang tak lagi muda. "Saya masih merasakan hal yang sama di F1 dan saya masih sangat suka membalap," kata Raikkonen.

"Finis podium selalu bagus, tapi saya ingin berdiri di tengah podium." Eeckelaert pernah bertanya kepada Raikkonen. "Apa pendapatmu tentang balapan pertamamu di F1? kamu finis keenam dan mendapat poin'. Dia memandangku dan berkata, 'yup, lima lagi untuk dikalahkan!' Itu 18 tahun lalu dan aku kira dia masih orang yang sama." (A059).