Riyadh (ANTARA News Sumsel) - Koalisi Militer Islam untuk Pemberantasan Terorisme (Islamic Military Counter Terrorism Coalition/IMCTC) membuka pintu bagi keterlibatan Indonesia dalam kerja sama penanggulangan terorisme yang selama ini menjadi masalah serius di dunia Islam.
"Ancaman terorisme telah melewati batas negara dan Islam selama ini selalu menjadi korban aksi terorisme dan ekstrimisme. Karena itu penting bagi dunia Islam untuk bekerja sama memberantas kejahatan luar biasa ini," kata Kepala IMCTC, Jenderal Rahid Syarif, di Riyadh, saat menerima kunjungan delegasi Indonesia untuk pameran budaya Al Janadriyah yang dipimpin Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Rabu.
Menurut Syarif, keterlibatan Indonesia dapat memperkuat aliansi itu, karena Indonesia dinilai memiliki pengalaman yang luas dalam penanggulangan dan pemberantasan aksi terorisme. IMCTC, sejak didirikan setahun lalu, beranggotakan sebanyak 41 negara Muslim di kawasan Timur Tengah, Afrika, Asia Selatan dan Tenggara, seperti Arab Saudi, Mesir, Kuwait, Qatar, Pakistan, Brunei Darussalam dan Malaysia.
Negara-negara Islam, kata Syarif, membutuhkan koalisi ini karena organisasi teroris mencemarkan nilai-nilai Islam. Stigma bahwa Islam dekat dengan terorisme, harus direafirmasi dengan nilai-nilai islam yang moderat, damai, toleran, dan senantiasa ingin hidup berdampingan.
Sementara itu, Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan Indonesia memiliki pemahaman yang sama dengan IMCTC bahwa terorisme merupakan masalah besar bagi dunia Islam. "Semangatnya sama, yakni bagaimana dunia bersama-sama memerangi terorisme," kata Mantan Wakil Menteri Pertahanan itu.
Namun, kata Sjafrie, Indonesia sulit untuk bergabung dalam sebuah aliansi militer, karena dalam UUD 1945 ditegaskan kebijaksanaan luar negeri Indonesia adalah non-blok. Sjafrie menyatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak menyetujui Indonesia untuk bergabung dalam aliansi itu. Namun, Indonesia akan mencari bentuk kerja sama lain dalam penanggulangan terorisme.
Indonesia sejauh ini menjadi salah satu negara yang paling berhasil dalam penanganan terorisme. Sejauh ini setidaknya sudah lebih dari 2.000 teroris ditangkap oleh Densus 88. Di kawasan Asia Tenggara Indonesia juga telah menjalin kerjasama penanggulangan terorisme bersama Filipina dan Malaysia, terutama dengan menggalang patroli bersama di sejumlah kawasan.
Berita Terkait
Terduga terafiliasi teroris, tujuh orang ditangkap Densus
Kamis, 18 April 2024 9:09 Wib
Jumlah korban tewas akibat serangan di Moskow bertambah jadi 133 orang
Sabtu, 23 Maret 2024 22:44 Wib
Gedung konser dekat Moskow diserang teroris, 60 orang tewas
Sabtu, 23 Maret 2024 11:24 Wib
Densus kembali tangkap dua terduga teroris di wilayah Jawa
Rabu, 31 Januari 2024 15:06 Wib
Densus 88 geledah rumah terduga teroris di Sukoharjo
Kamis, 25 Januari 2024 16:59 Wib
Seorang prajurit TNI gugur ditembak KKB di Puncak Jaya
Jumat, 5 Januari 2024 16:15 Wib
Kilang Pertamina Plaju terapkan Peraturan BNPT jaga objek vital
Selasa, 19 Desember 2023 19:43 Wib
Terduga teroris di Tangerang dikenal sebagai sosok dermawan
Senin, 18 Desember 2023 11:19 Wib