Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menyoroti bahaya cuaca panas dan terik beberapa hari terakhir karena berpotensi menyebabkan jumlah kasus dengue (demam berdarah) meningkat dalam masyarakat.
“Kalau saya bilang akhir-akhir ini hujan deras, kemudian tiga empat hari ini panas. Ini yang menyebabkan genangan yang ada dari hujan itu berpotensi menimbulkan banyak sarang nyamuk untuk berkembang biak (breeding place),” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam talkshow di Jakarta, Kamis.
Imran menuturkan cuaca panas yang tiba-tiba datang menyebabkan air dalam tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti itu semakin kotor dan tidak terbilas dengan air yang baru.
“Sebetulnya dari sisi epidemiologi, lebih aman kalau hujan terus ada karena airnya akan terganti. Kalau sekarang hujannya berbahaya untuk terkait dengue,” kata dia.
Berita Terkait
Memahami fase perjalanan klinis DBD bantu selamatkan nyawa
Selasa, 16 Juli 2024 10:49 Wib
Polres OKU "serang" sarang nyamuk penyebar DBD
Jumat, 5 Juli 2024 19:37 Wib
Dosis vaksin dengue perlu dipenuhi agar efektif miliki kekebalan DBD
Senin, 24 Juni 2024 10:23 Wib
Perbedaan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus penyebab penyakit DBD
Jumat, 7 Juni 2024 16:57 Wib
Tahukan anda, ternyata gigitan nyamuk naik 2,5 kali lipat di cuaca panas
Kamis, 21 Maret 2024 22:27 Wib
Pengembangan nyamuk ber-wolbachia diterapkan di 6 kota, Palembang belum termasuk
Kamis, 21 Maret 2024 21:15 Wib
14 orang warga OKU Timur masih dirawat kena DBD
Jumat, 8 Maret 2024 23:00 Wib
Dinkes OKU Timur catat 188 kasus DBD, 35 orang masih dirawat
Rabu, 14 Februari 2024 17:36 Wib