Gerakan bedah rumah prioritas masyarakat pelosok desa di OKU Selatan

id Bedah rumah, berita OKU Selatan, renovasi rumah, Pemkab OKU Selatan,Closet,WC,Buang Air,Sungai,Jamban,Lantai Tanah,Dindi

Gerakan bedah rumah prioritas masyarakat pelosok desa di OKU Selatan

Wakil Bupati OKU Selatan, Sholehien Abuasir saat melakukan peletakan batu pertama gerakan program bedah rumah, Kamis. ANTARA/Edo Purmana.

Muaradua (ANTARA) - Gerakan program bedah rumah tidak layak huni di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan Provinsi Sumatera Selatan menyasar pada masyarakat di pelosok desa di wilayah itu agar memiliki hunian yang layak ditempati bersama keluarga.

"Gerakan bedah rumah gratis ini dilakukan serentak di Sumsel," kata Wakil Bupati OKU Selatan Sholehien Abuasir di Muaradua, Kamis.

Dia menjelaskan, gerakan yang dilaksanakan serentak di 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menekan angka kemiskinan ekstrem, sekaligus agar masyarakat memiliki rumah yang layak ditempati bersama keluarga mereka.

Dalam program ini, katanya, pemerintah memberikan berbagai bantuan seperti bedah rumah secara gratis dan sanitasi untuk masyarakat di wilayah masing-masing.

Sedangkan untuk di Kabupaten OKU Selatan sendiri, ada sebanyak 15 unit rumah di Desa Gunung Cahya, Kecamatan Buay Rawan yang menjadi sasaran untuk direnovasi secara gratis oleh pemerintah tahun ini.

"Warga yang beruntung menerima bantuan ini karena memenuhi syarat, seperti memiliki rumah berlantai tanah dan berdinding dari bahan kayu," katanya.

Selain bedah rumah, pada gerakan ini Pemkab OKU Selatan pun akan membangun puluhan unit sarana sanitasi berupa closet atau WC sebagai salah satu upaya gerakan stop buang air besar di sungai.

"Kami menyiapkan sebanyak 50 unit sanitasi berupa closet melalui program CSR BUMN dan BUMD di OKU Selatan untuk dibangun secara gratis," katanya.

Melalui program ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang membutuhkan biaya perbaikan rumah agar layak ditempati bersama keluarga.

"Melalui gerakan ini juga diharapkan masyarakat dapat memiliki jamban sendiri sehingga tidak lagi buang air besar di sungai," katanya.