Ternyata madu jadi penolong saat anak telan benda asing
Jakarta (ANTARA) - Konsultan Gastrohepatologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Ariani Dewi Widodo menyatakan bahwa madu bisa menjadi pertolongan pertama ketika anak didapati menelan benda asing.
"Pertolongan pertama bisa diberikan madu, diharapkan madu itu bisa melindungi dan mengisi area di sekitar benda asing yang masuk dengan jaringan di dalam tubuh supaya tidak merusak," katanya dalam diskusi bersama IDAI secara daring di Jakarta, Kamis.
Dokter yang merupakan lulusan Universitas Indonesia, Depok ini menjelaskan meski madu belum boleh diberikan kepada anak usia di bawah satu tahun, tetapi untuk keadaan darurat maka bisa diberikan, dan setelah itu anak perlu segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
"Madu tidak bisa diberikan pada bayi di bawah satu tahun, tetapi untuk keadaan emergency bisa dilakukan, tetapi hanya untuk itu (darurat) saja ya," ujar dia.
Data yang disampaikan Ariani berdasarkan American Association of Poison Control Centers pada 2019, kasus ingesti (menelan benda asing) sebagian besar terjadi pada anak di bawah lima tahun (67.186 kasus) dan dewasa di atas 20 tahun (12.223 kasus).
"Kira-kira 70 persen pada anak (ingesti), kalau pada remaja seringnya tidak sengaja, atau untuk maksud tertentu, misalnya mengalami gangguan mental dan sengaja menelan benda asing atau cairan tertentu untuk bunuh diri," katanya.
"Pertolongan pertama bisa diberikan madu, diharapkan madu itu bisa melindungi dan mengisi area di sekitar benda asing yang masuk dengan jaringan di dalam tubuh supaya tidak merusak," katanya dalam diskusi bersama IDAI secara daring di Jakarta, Kamis.
Dokter yang merupakan lulusan Universitas Indonesia, Depok ini menjelaskan meski madu belum boleh diberikan kepada anak usia di bawah satu tahun, tetapi untuk keadaan darurat maka bisa diberikan, dan setelah itu anak perlu segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
"Madu tidak bisa diberikan pada bayi di bawah satu tahun, tetapi untuk keadaan emergency bisa dilakukan, tetapi hanya untuk itu (darurat) saja ya," ujar dia.
Data yang disampaikan Ariani berdasarkan American Association of Poison Control Centers pada 2019, kasus ingesti (menelan benda asing) sebagian besar terjadi pada anak di bawah lima tahun (67.186 kasus) dan dewasa di atas 20 tahun (12.223 kasus).
"Kira-kira 70 persen pada anak (ingesti), kalau pada remaja seringnya tidak sengaja, atau untuk maksud tertentu, misalnya mengalami gangguan mental dan sengaja menelan benda asing atau cairan tertentu untuk bunuh diri," katanya.