Dinas Kesehatan OKU cegah penyakit tuberkolosis pada anak

id Penyakit tuberkulosis, penularan penyakit, kasus TB, anak-anak, Dinas Kesehatan OKU

Dinas Kesehatan OKU cegah penyakit tuberkolosis pada anak

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten OKU, Andi Prapto. (ANTARA/Edo Purmana/23)

Ogan Komering Ulu, Sumsel (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, mencegah penyebaran penyakit tuberkolosis (TB) pada anak yang dapat menyebabkan kematian.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan OKU, Andi Prapto di Baturaja, Selasa menjelaskan, penyakit tuberkolosis dapat menyerang semua kalangan usia termasuk menular pada anak-anak.

Menurut dia, TB pada anak biasanya tidak hanya menyerang paru-paru, tapi juga organ lain seperti kelenjar, kulit dan tulang, bahkan jika tidak diobati dapat berujung pada kematian.

Sebagai upaya pencegahan dini, vaksinasi BCG merupakan salah satu faktor penting karena secara spesifik dapat merangsang pembentukan antibodi terhadap bakteri TB sehingga anak dapat terhindar dari penyakit tersebut.

Dinkes OKU juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar menjaga lingkungan tetap bersih dan memberikan makanan yang bergizi dan seimbang khususnya pada anak.



"Sebagai upaya pencegahan kami juga melakukan upaya pelacakan kasus sedini mungkin melalui pemeriksaan kontak erat pasien TB seperti mencari sumber penularan baik dari orang dewasa serumah maupun di lingkungan sekolah," ujarnya.

Andi menjelaskan tuberkulosis atau yang juga dikenal dengan TBC adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis dengan gejala berupa batuk berdahak hingga mengeluarkan darah yang berlangsung dalam waktu lama.

Penyakit ini pada umumnya ditularkan dari percikan ludah yang keluar dari penderita TB ketika berbicara, batuk atau bersin dan dari lingkungan sekitar yang membawa virus akibat bakteri mycobacterium tuberkulosis tersebut.

Berdasarkan data, kata Andi, jumlah kasus TB di Kabupaten OKU pada 2022 tercatat sebanyak 574 orang dan 49 di antaranya merupakan pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di rumah sakit setempat.

Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2021 yaitu sebanyak 489 kasus TB, sembilan orang di antaranya meninggal dunia.

"TB bukanlah penyakit keturunan, melainkan penyakit menular sehingga dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan bakteri tersebut," jelasnya.