PHBS cegah tuberkulosis, OKU timur masifkan sosialisasi

id Penyakit TBC, pola PHBS, penyakit menular, Dinkes OKU Timur

PHBS cegah tuberkulosis, OKU timur masifkan sosialisasi

Ilustrasi Tuberkulosis. (ANTARA/HO)

Martapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatra Selatan meminta masyarakat di daerah itu untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah penyebaran penyakit tuberkulosis (TBC).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan OKU, Umaidah Kosim di Martapura, Jumat mengatakan bahwa kasus TBC di wilayah setempat tergolong tinggi di mana sepanjang Januari-Oktober 2024 tercatat sebanyak 1.046 kasus.

Sedangkan, di 2023 jumlah penderita penyakit TBC di Kabupaten OKU Timur tercatat sebanyak 1.361 kasus.

Selain melakukan pelacakan kasus, kata dia, Dinas Kesehatan OKU juga menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut dia, PHBS masih menjadi cara yang cukup ampuh dalam menangkal penyebaran berbagai penyakit menular dan tidak menular, termasuk TBC.

Pihaknya pun memberikan pengobatan tuberkulosis preventive treatment (TPT) kepada masyarakat yang terinfeksi kuman mycobacterium tuberculosis agar kasus TBC dapat ditekan seminimal mungkin.

"Termasuk kami menjalin kolaborasi lintas program dalam penjaringan terduga TBC di jejaring internal fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) agar Kabupaten OKU Timur benar-benar bebas dari penyebaran penyakit tersebut," tegasnya.

Dia menjelaskan, Tuberkulosis atau yang juga dikenal dengan TBC adalah penyakit paru-paru akibat kuman mycobacterium tuberculosis.

Penyakit ini menimbulkan beberapa gejala berupa batuk yang berlangsung lama, lemas, berat badan turun, tidak nafsu makan, nyeri dada dan berkeringat di malam hari.

Penyakit ini pun mudah menular pada manusia yang memiliki daya tahan tubuh rendah melalui percikan ludah yang keluar dari penderita TBC ketika berbicara, batuk dan bersin.

"TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga tulang, usus atau kelenjar. Bahkan bisa menyebabkan kematian," ujar dia.