Delapan warga Aceh Timur kritis akibat terhirup gas pencucian sumur
Banda Aceh (ANTARA) - Delapan warga Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh, Provinsi Aceh kritis diduga akibat terhirup gas dari hasil pencucian sumur gas milik PT Medco EP Malaka di Indra Makmur.
"Hingga kini ada delapan orang yang kondisinya kritis itu dirujuk ke RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur," kata Direktur RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur Edy Gunawan di Idi, Jumat.
Ia menyebutkan ke delapan pasien kritis tersebut Maryana yusuf (38), Uska anggrani (19), Idris Ismail (44), Hasanah (42), Maulinda (14), Tiwaria (60) Supriati (33) dan Aminah (34).
"Saat ini mereka sedang dalam penanganan petugas medis,” kata Edy Gunawan.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Timur Sahminan mengatakan pihaknya masih mendata warga yang mengalami keracunan, baik yang dirawat di puskesmas maupun ke rumah sakit.
"Sedang kami data, Informasinya banyak warga yang tumbang akibat keracunan ini," kata Sahminan.
Kapolres Aceh Timur AKBP Eko Widiantoro saat melihat korban dirawat di RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur mengaku belum bisa memberikan tanggapan apa pun terkait penyebab peristiwa ini.
"Nanti aja, setelah kami melakukan penyelidikan ke lokasi," kata AKBP Eko Widiantoro.
Sementara itu, PT Medco E&P Malaka bersama instansi terkait fokus menangani dampak dari asap kegiatan flaring gas sumur Aleu Siwah-11 yang sedang dalam proses perawatan sumur.
“Perusahaan telah menghentikan aliran sumur setelah mendapatkan informasi adanya warga keracunan di Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur,” kata VP Relations & Security Medco E&P Indonesia Arif Rinaldi.
Saat ini pihak perusahaan juga terus melakukan koordinasi dengan puskesmas, aparat desa dan pihak keamanan setempat untuk menyalurkan bantuan logistik ke warga yang mengalami dampak dari aktivitas itu.
“Kami juga telah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan mohon dukungan masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan setempat dalam penanganan kejadian ini,” demikian Arif Rinaldi.
"Hingga kini ada delapan orang yang kondisinya kritis itu dirujuk ke RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur," kata Direktur RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur Edy Gunawan di Idi, Jumat.
Ia menyebutkan ke delapan pasien kritis tersebut Maryana yusuf (38), Uska anggrani (19), Idris Ismail (44), Hasanah (42), Maulinda (14), Tiwaria (60) Supriati (33) dan Aminah (34).
"Saat ini mereka sedang dalam penanganan petugas medis,” kata Edy Gunawan.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Timur Sahminan mengatakan pihaknya masih mendata warga yang mengalami keracunan, baik yang dirawat di puskesmas maupun ke rumah sakit.
"Sedang kami data, Informasinya banyak warga yang tumbang akibat keracunan ini," kata Sahminan.
Kapolres Aceh Timur AKBP Eko Widiantoro saat melihat korban dirawat di RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur mengaku belum bisa memberikan tanggapan apa pun terkait penyebab peristiwa ini.
"Nanti aja, setelah kami melakukan penyelidikan ke lokasi," kata AKBP Eko Widiantoro.
Sementara itu, PT Medco E&P Malaka bersama instansi terkait fokus menangani dampak dari asap kegiatan flaring gas sumur Aleu Siwah-11 yang sedang dalam proses perawatan sumur.
“Perusahaan telah menghentikan aliran sumur setelah mendapatkan informasi adanya warga keracunan di Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur,” kata VP Relations & Security Medco E&P Indonesia Arif Rinaldi.
Saat ini pihak perusahaan juga terus melakukan koordinasi dengan puskesmas, aparat desa dan pihak keamanan setempat untuk menyalurkan bantuan logistik ke warga yang mengalami dampak dari aktivitas itu.
“Kami juga telah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan mohon dukungan masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan setempat dalam penanganan kejadian ini,” demikian Arif Rinaldi.