Peringkat kasus COVID-19 di Sumsel turun secara nasional
Palembang (ANTARA) - Posisi Provinsi Sumatera Selatan turun dari peringkat tujuh ke delapan berdasarkan jumlah kasus positif COVID-19 paling banyak secara nasional yang mencapai 3.165 orang per 23 Juli atau genap empat bulan sejak kasus pertama diumumkan.
Data harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19, Jumat mencatat Sumsel berada di peringkat ke delapan di bawah Sumatera Utara dengan 3.263 kasus, sedangkan posisi kesembilan terdapat Provinsi Bali dengan 2.996 kasus.
"Kasus positif di Sumsel masih fluktuatif naik-turun, kami berharapnya kalau bisa terus turun," kata Jubir GTPP Sumsel, Yusri.
Baca juga: Update 22 Juli: Kasus positif COVID-19 di Sumsel capai 3.149 orang, GTPP stop umumkan kasus
Menurut dia saat ini ada 16 dari 17 kabupaten/kota yang masih menangani 1.432 kasus aktif di Sumsel dengan penanganan terbanyak berada di Kota Palembang, yakni mencapai 1.105 kasus.
Sementara jumlah kasus sembuh tampak mulai mengalami peningkatan, kata dia, setidaknya total kasus sembuh per 23 Juli mencapai 1.586 orang atau rasionya mencapai 50,11 persen, namun secara rerata nasional masih berada pada peringkat ke 26.
Ia juga menyebut bahwa di Sumsel sudah ada 17.479 jiwa yang mengikuti uji usap (swab), hasilnya 10.697 jiwa negatif, 3.165 positif COVID-19, dan 3.617 masih menunggu proses pemeriksaan.
Baca juga: Sumsel perlu perbanyak wirausaha pertanian pulihkan ekonomi saat corona
Jika dibandingkan perseribu penduduk, maka total yang sudah uji usap rasionya mencapai 2,04 persen, sedangkan jika mengacu pada standar WHO yang mensyaratkan uji usap menyasar 1 persen dari total penduduk maka Sumsel baru 0,2 persen.
"Semakin banyak yang di swab tentu bagus, sampai saat ini pun tim kesehatan masih melacak kontak-kontak kasus agar cepat ketahuan dan ditangani," tambahnya.
Ia mengingatkan agar masyarakat terus mematuhi protokol kesehatan karena berdasarkan pembaharuan zonasi wilayah, masih ada kabupaten/kota di Sumsel masuk zona oranye atau wilayah risiko sedang, bahkan Kota Palembang kembali masuk zona merah.
Wilayah zona oranye di Sumsel per 23 Juli meliputi Kabupaten Banyuasin, PALI, Muara Enim, OKU Selatan, dan Ogan ilir.
Sedangkan zona kuning atau wilaya risiko rendah yakni Kabupaten Musi Banyuasin, Muratara, Lubuklinggau, Musi rawas, Empat Lawang, Lahat, Pagaralam, OKU, OKU Timur, Prabumulih dan OKI.
Data harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19, Jumat mencatat Sumsel berada di peringkat ke delapan di bawah Sumatera Utara dengan 3.263 kasus, sedangkan posisi kesembilan terdapat Provinsi Bali dengan 2.996 kasus.
"Kasus positif di Sumsel masih fluktuatif naik-turun, kami berharapnya kalau bisa terus turun," kata Jubir GTPP Sumsel, Yusri.
Baca juga: Update 22 Juli: Kasus positif COVID-19 di Sumsel capai 3.149 orang, GTPP stop umumkan kasus
Menurut dia saat ini ada 16 dari 17 kabupaten/kota yang masih menangani 1.432 kasus aktif di Sumsel dengan penanganan terbanyak berada di Kota Palembang, yakni mencapai 1.105 kasus.
Sementara jumlah kasus sembuh tampak mulai mengalami peningkatan, kata dia, setidaknya total kasus sembuh per 23 Juli mencapai 1.586 orang atau rasionya mencapai 50,11 persen, namun secara rerata nasional masih berada pada peringkat ke 26.
Ia juga menyebut bahwa di Sumsel sudah ada 17.479 jiwa yang mengikuti uji usap (swab), hasilnya 10.697 jiwa negatif, 3.165 positif COVID-19, dan 3.617 masih menunggu proses pemeriksaan.
Baca juga: Sumsel perlu perbanyak wirausaha pertanian pulihkan ekonomi saat corona
Jika dibandingkan perseribu penduduk, maka total yang sudah uji usap rasionya mencapai 2,04 persen, sedangkan jika mengacu pada standar WHO yang mensyaratkan uji usap menyasar 1 persen dari total penduduk maka Sumsel baru 0,2 persen.
"Semakin banyak yang di swab tentu bagus, sampai saat ini pun tim kesehatan masih melacak kontak-kontak kasus agar cepat ketahuan dan ditangani," tambahnya.
Ia mengingatkan agar masyarakat terus mematuhi protokol kesehatan karena berdasarkan pembaharuan zonasi wilayah, masih ada kabupaten/kota di Sumsel masuk zona oranye atau wilayah risiko sedang, bahkan Kota Palembang kembali masuk zona merah.
Wilayah zona oranye di Sumsel per 23 Juli meliputi Kabupaten Banyuasin, PALI, Muara Enim, OKU Selatan, dan Ogan ilir.
Sedangkan zona kuning atau wilaya risiko rendah yakni Kabupaten Musi Banyuasin, Muratara, Lubuklinggau, Musi rawas, Empat Lawang, Lahat, Pagaralam, OKU, OKU Timur, Prabumulih dan OKI.