Update 16 Juni: Warga Sumsel positif COVID-19 kembali bertambah 50 kasus, total 1.498 kasus
Zonasi pada peta masih diskusikan, karena indikator warna antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan kami itu punya perbedaan cukup spesifik
Palembang (ANTARA) - Warga Sumatera Selatan terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah 50 orang pada 16 Juni sehingga total menjadi 1.498 kasus dan gugus tugas setempat segera mendiskusikan zona-zona kabupaten/kota untuk menyesuaikan kondisi riil di lapangan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Yusri mengatakan sebanyak 50 penambahan kasus baru pada hari ini Selasa (16/6) berasal dari Kota Palembang (49 orang) dan Kabupaten Muara Enim (satu orang).
"Kasus sembuh juga bertambah 19 orang dari Kabupaten OKU (sembilan), Kota Lubuklinggau (lima), Kabupaten Lahat (dua), Kabupaten Banyuasin (dua) dan Kabupaten Ogan Ilir (satu), sehingga total sembuh menjadi 670 orang," ujarnya.
Total 670 kasus sembuh di Sumsel erakumulasi 44,8 persen, lebih tinggi dari rata-rata kesembuhan secara nasional hari ini (38,9 persen).
Sedangkan kasus meninggal tidak bertambah atau tetap 57 kasus dan terakumulasi 3,8 persen atau lebih rendah dari rata-rata kasus meninggal secara nasional (5,52 persen).
Baca juga: Bandara SMB II sediakan lokasi tes cepat COVID-19
Baca juga: Sumsel alokasikan Rp10 miliar bantu mahasiswa ringankan pembayaran SPP
Total kasus yang dinyatakan selesai per 16 Juni mencapai 727 kasus, sehingga kasus aktif dalam penanganan di Sumsel berjumlah 771 kasus atau lebih tinggi dari kasus aktif pada 15 Juni yang tercatat 740 kasus.
Ke 771 kasus aktif tersebut menyebar di Kota Palembang (592 kasus), disusul Kabupaten Banyuasin (51 kasus), OKI (38 kasus), Musi Banyuasin (24 kasus), Lubuklinggau (16 kasus), Ogan Ilir (15 kasus).
Kabupaten PALI (10 kasus), Muara Enim (10 kasus), OKU Timur (lima kasus), Musi Rawas (tiga kasus), serta OKU, Lahat, OKU Selatan dan Prabumulih masing-masing satu kasus, khusus luar wilayah terdapat tiga kasus.
Baca juga: Sumsel anggarkan Rp500 miliar bantu kabupaten/kota atasi COVID-19
Sementara kasus-kasus COVID-19 di Sumsel saat ini menurutnya telah berkembang dan kondisi penyebaran antarwilayah sudah semakin berbeda-beda, maka zona-zona warna perlu ditinjau ulang.
"Zonasi pada peta masih diskusikan, karena indikator warna antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan kami itu punya perbedaan cukup spesifik," tambah Yusri.
Ia menjelaskan bahwa zonasi warna dari BNPB lebih menggunakan indikator penyebaran kasus yang terlampau besar dan jika diterapkan untuk peta di Sumsel maka kabupaten/kota akan berstatus hijau semua.
Sementara zonasi warna dari Gugus Tugas Sumsel lebih menimbang ada tidaknya transmisi lokal di suatu wilayah, pihaknya khawatir terjadi pemaknaan yang membuat bingung masyarakat sehingga warna zonasi perlu didiskusikan.
Baca juga: Gubernur Sumsel minta pengusaha bantu pemulihan ekonomi daerah
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Sumsel tertinggi di Sumatera
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Yusri mengatakan sebanyak 50 penambahan kasus baru pada hari ini Selasa (16/6) berasal dari Kota Palembang (49 orang) dan Kabupaten Muara Enim (satu orang).
"Kasus sembuh juga bertambah 19 orang dari Kabupaten OKU (sembilan), Kota Lubuklinggau (lima), Kabupaten Lahat (dua), Kabupaten Banyuasin (dua) dan Kabupaten Ogan Ilir (satu), sehingga total sembuh menjadi 670 orang," ujarnya.
Total 670 kasus sembuh di Sumsel erakumulasi 44,8 persen, lebih tinggi dari rata-rata kesembuhan secara nasional hari ini (38,9 persen).
Sedangkan kasus meninggal tidak bertambah atau tetap 57 kasus dan terakumulasi 3,8 persen atau lebih rendah dari rata-rata kasus meninggal secara nasional (5,52 persen).
Baca juga: Bandara SMB II sediakan lokasi tes cepat COVID-19
Baca juga: Sumsel alokasikan Rp10 miliar bantu mahasiswa ringankan pembayaran SPP
Total kasus yang dinyatakan selesai per 16 Juni mencapai 727 kasus, sehingga kasus aktif dalam penanganan di Sumsel berjumlah 771 kasus atau lebih tinggi dari kasus aktif pada 15 Juni yang tercatat 740 kasus.
Ke 771 kasus aktif tersebut menyebar di Kota Palembang (592 kasus), disusul Kabupaten Banyuasin (51 kasus), OKI (38 kasus), Musi Banyuasin (24 kasus), Lubuklinggau (16 kasus), Ogan Ilir (15 kasus).
Kabupaten PALI (10 kasus), Muara Enim (10 kasus), OKU Timur (lima kasus), Musi Rawas (tiga kasus), serta OKU, Lahat, OKU Selatan dan Prabumulih masing-masing satu kasus, khusus luar wilayah terdapat tiga kasus.
Baca juga: Sumsel anggarkan Rp500 miliar bantu kabupaten/kota atasi COVID-19
Sementara kasus-kasus COVID-19 di Sumsel saat ini menurutnya telah berkembang dan kondisi penyebaran antarwilayah sudah semakin berbeda-beda, maka zona-zona warna perlu ditinjau ulang.
"Zonasi pada peta masih diskusikan, karena indikator warna antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan kami itu punya perbedaan cukup spesifik," tambah Yusri.
Ia menjelaskan bahwa zonasi warna dari BNPB lebih menggunakan indikator penyebaran kasus yang terlampau besar dan jika diterapkan untuk peta di Sumsel maka kabupaten/kota akan berstatus hijau semua.
Sementara zonasi warna dari Gugus Tugas Sumsel lebih menimbang ada tidaknya transmisi lokal di suatu wilayah, pihaknya khawatir terjadi pemaknaan yang membuat bingung masyarakat sehingga warna zonasi perlu didiskusikan.
Baca juga: Gubernur Sumsel minta pengusaha bantu pemulihan ekonomi daerah
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Sumsel tertinggi di Sumatera