KUALA LUMPUR (ANTARA) - Seorang Pekerja Migran Indonesia asal Cilacap, Jawa Tengah Siti Rohimah (32) yang tinggal di Bukit Serdang terpaksa mencari daun ubi untuk dimakan bersama dua orang anaknya karena kesulitan mencari bahan makanan selama penerapan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) di Malaysia mulai 18 Maret hingga 14 April 2020.
"Pada Jumat (3/4) jam 05.00 sore saya mendapatkan laporan dari WNI yang berada di kawasan Bukit Serdang yang sangat membutuhkan bantuan sembako, sebab tidak ada yang dimakan," ujar tokoh pemuda Indonesia Darsil Abdul Muis di Kuala Lumpur, Minggu.
Ketua Partai Gerindra Malaysia tersebut, besoknya (4/4) pergi ke kedai untuk membeli sejumlah bahan makanan, seperti beras minyak goreng, telur dan mie instan untuk diberikan kepada ibu Siti Rohimah bersama dua orang anaknya Putri (7) dan Haikal (2).
"Setelah membeli sembako untuk Ibu Siti Rohimah, kami langsung berangkat ke Bukit Serdang bersama anggota relawan Salman. Kami bergabung dengan Pasomaja (Persatuan Malaysia Jawa), Persatuan Indonesia (PI), PPMI dan Gerindra yang mengantar bantuan ke kawasan lain," katanya.
Darsil mengatakan kedatangan ke rumah Siti Rohimah disambut baik oleh yang bersangkutan.
"Setelah sampai di tempat tujuan, kami disambut oleh Pak Sugi (relawan) dan beliau membawa kami menjumpai Siti Rohimah. Menurut pengakuan Siti Rohimah, suaminya tertangkap dan sudah pulang ke Indonesia, sehingga tidak bisa masuk lagi ke Malaysia," katanya.
Siti Rohimah sehari-hari bekerja sebagai pencuci piring di sebuah restoran dekat rumah yang ia sewa. Dia menyewa bilik dengan WNI asal Madura sebesar RM350 per bulan dan saat ini sudah menunggak pembayaran selama dua bulan.
"Sampai di rumah Siti Rohimah, kami disambut dengan linangan air mata. Dia menyampaikan terima kasih karena sudah memberi sumbangan sembako walaupun tidak banyak, tetapi cukup bermakna bisa menyambung hidup untuk dua orang anaknya yang masih kecil," katanya.