Menhub : Palembang jadi contoh integrasi moda transportasi
Palembang (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta Kota Palembang menjadi contoh daerah yang mampu mengintegrasi transportasi di Indonesia karena telah memiliki moda angkutan terlengkap.
"Kami ingin angkutan air, darat dan udara di Kota Palembang saling terhubung, maka pembenahan fasilitas serta pelayanan terus ditingkatkan, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah," kata Budi Karya saat meninjau revitalisasi Dermaga 16 Ilir Palembang sekaligus membagikan bantuan jaket pelampung kepada pengguna transportasi Sungai Musi, Minggu.
Menurut dia, kereta layang ringan (Light Rail Transit/LRT) sebagai moda transportasi massal pertama harus terkoneksi dengan berbagai moda angkutan seperti Bus Rapid Transit (BRT), pesawat, dan kapal, sehingga pergantian antar moda memudahkan masyarakat terhubung dengan LRT.
Salah satunya Dermaga 16 Ilir Palembang, kata dia, yang dijadikan percontohan integrasi angkutan terbesar di Sumsel yang mempertemukan kapal, BRT, dan LRT dalam satu lokasi.
Saat ini dermaga tersebut sedang diperluas lebih menjorok ke Sungai Musi agar lebih banyak kapal penumpang yang dapat bersandar.
Penambahan intensitas penumpang dari perairan dengan sendirinya akan menyuplai okupansi LRT.
"Jadi masyarakat perairan dari manapun di sepanjang aliran Sungai Musi akan lebih mudah jika ingin menuju bandara, ataupun lokasi-lokasi lain di Kota Palembang berkat terhubung ke BRT dan LRT," tambahnya.
Sukses tidaknya integrasi dapat dilihat dari okupansi LRT, jika meningkat artinya integrasi sukses.
Ia berharap okupansi LRT Palembang dapat mencapai 80 persen dalam dua tahun ke depan.
Sementara Wali Kota Palembang, Harnojoyo, mengatakan terus berupaya membuat LRT menjadi kebutuhan masyarakat dengan pengoptimalan integrasi BRT. Dengan begitu, LRT tidak lagi sebagai kereta wisata yang hanya penuh di akhir pekan.
"Rute-rute BRT akan kami kaji lagi, diusahakan rute BRT tidak lagi beririsan dengan LRT, BRT atau Transmusi akan dimaksimalkan untuk mengangkut penumpang ke LRT, khusus wilayah yangdilewati LRT," demikian Harnojoyo.
"Kami ingin angkutan air, darat dan udara di Kota Palembang saling terhubung, maka pembenahan fasilitas serta pelayanan terus ditingkatkan, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah," kata Budi Karya saat meninjau revitalisasi Dermaga 16 Ilir Palembang sekaligus membagikan bantuan jaket pelampung kepada pengguna transportasi Sungai Musi, Minggu.
Menurut dia, kereta layang ringan (Light Rail Transit/LRT) sebagai moda transportasi massal pertama harus terkoneksi dengan berbagai moda angkutan seperti Bus Rapid Transit (BRT), pesawat, dan kapal, sehingga pergantian antar moda memudahkan masyarakat terhubung dengan LRT.
Salah satunya Dermaga 16 Ilir Palembang, kata dia, yang dijadikan percontohan integrasi angkutan terbesar di Sumsel yang mempertemukan kapal, BRT, dan LRT dalam satu lokasi.
Saat ini dermaga tersebut sedang diperluas lebih menjorok ke Sungai Musi agar lebih banyak kapal penumpang yang dapat bersandar.
Penambahan intensitas penumpang dari perairan dengan sendirinya akan menyuplai okupansi LRT.
"Jadi masyarakat perairan dari manapun di sepanjang aliran Sungai Musi akan lebih mudah jika ingin menuju bandara, ataupun lokasi-lokasi lain di Kota Palembang berkat terhubung ke BRT dan LRT," tambahnya.
Sukses tidaknya integrasi dapat dilihat dari okupansi LRT, jika meningkat artinya integrasi sukses.
Ia berharap okupansi LRT Palembang dapat mencapai 80 persen dalam dua tahun ke depan.
Sementara Wali Kota Palembang, Harnojoyo, mengatakan terus berupaya membuat LRT menjadi kebutuhan masyarakat dengan pengoptimalan integrasi BRT. Dengan begitu, LRT tidak lagi sebagai kereta wisata yang hanya penuh di akhir pekan.
"Rute-rute BRT akan kami kaji lagi, diusahakan rute BRT tidak lagi beririsan dengan LRT, BRT atau Transmusi akan dimaksimalkan untuk mengangkut penumpang ke LRT, khusus wilayah yangdilewati LRT," demikian Harnojoyo.