Masjid 99 Kubah Sulsel belum digunakan ramadhan ini
Makassar (ANTARA) - Harapan sebagain Masyarakat Sulawesi Selatan menggunakan Masjid 99 Kubah yang berada di kawasan Centre Point of Indonesia (CPI) Makassar pada Ramadhan 1440 Hijriah in dipastikan belum bisa terealisasi.
Hal ini dipastikan Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, sebagai leading sektor pembangunan masjid, Jumat di Makassar, yang menegaskan masjid desain Ridwan Kamil tersebut belum bisa dioperasikan karena progres pembangunannya baru mencapai 70 persen.
"Masjid ini baru akan dioperasikan jika progres konstruksi sudah 100 persen selesai. Apalagi saat ini masih proses audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulsel," terangnya.
Senada, Dinas Pengelolaaan Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Sulsel, Andi Darmawan Bintang menyampaikan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Daerah tengah melakukan audit dan eksistensi anggaran pembangunan masjid dengan gaya timur tengah ini.
Alhasil, pembangunan konstruksi masjid pun dihentikan. Sejak pembangunan 2016 lalu, 30 persen fisik masjid yang belum terealisasi yakni pemasangan kubah sebanyak 17 unit, penataan pelataran masjid, sebagian tempat wudhu, dan kantor pengelola masjid.
Kata Darmawan, pembangunan dipastikan akan tetap berlanjut, namun meski belum rampung, Masjid 99 Kubah diakui telah bisa digunakan.
"Sebenarnya masjid ini telah bisa dipakai sholat meski pembangunannya belum 100 persen. Hanya saja untuk sementara tidak ada aktivitas karena sedang dilakukan audit," tandasnya.
Kendati demikian, sesuai aturan pemerintah, pelaksanan sebuah proyek baru akan diserahkan pengelolaannya jika progres pembangunannya mencapai 100 persen.
"Untuk pengelolaan seutuhnya belum bisa diserahkan full, karena bangunan masjid masih dalam tahap pengerjaan," ungkap Darmawan.
Pembangunan masjid dibangun melalui anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Sulsel dengan total sebesar Rp176 miliar. Setelah pembangunan rampung, pengelolaan selanjutnya akan ditangani OPD bersama pengurus masjid.
"Untuk pengelolaan kita serahkan ke OPD yang menangani soal keagamanaan, kami di PDDA hanya membangun fisiknya," Darmawan menambahkan.
Hal ini dipastikan Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, sebagai leading sektor pembangunan masjid, Jumat di Makassar, yang menegaskan masjid desain Ridwan Kamil tersebut belum bisa dioperasikan karena progres pembangunannya baru mencapai 70 persen.
"Masjid ini baru akan dioperasikan jika progres konstruksi sudah 100 persen selesai. Apalagi saat ini masih proses audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulsel," terangnya.
Senada, Dinas Pengelolaaan Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Sulsel, Andi Darmawan Bintang menyampaikan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Daerah tengah melakukan audit dan eksistensi anggaran pembangunan masjid dengan gaya timur tengah ini.
Alhasil, pembangunan konstruksi masjid pun dihentikan. Sejak pembangunan 2016 lalu, 30 persen fisik masjid yang belum terealisasi yakni pemasangan kubah sebanyak 17 unit, penataan pelataran masjid, sebagian tempat wudhu, dan kantor pengelola masjid.
Kata Darmawan, pembangunan dipastikan akan tetap berlanjut, namun meski belum rampung, Masjid 99 Kubah diakui telah bisa digunakan.
"Sebenarnya masjid ini telah bisa dipakai sholat meski pembangunannya belum 100 persen. Hanya saja untuk sementara tidak ada aktivitas karena sedang dilakukan audit," tandasnya.
Kendati demikian, sesuai aturan pemerintah, pelaksanan sebuah proyek baru akan diserahkan pengelolaannya jika progres pembangunannya mencapai 100 persen.
"Untuk pengelolaan seutuhnya belum bisa diserahkan full, karena bangunan masjid masih dalam tahap pengerjaan," ungkap Darmawan.
Pembangunan masjid dibangun melalui anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Sulsel dengan total sebesar Rp176 miliar. Setelah pembangunan rampung, pengelolaan selanjutnya akan ditangani OPD bersama pengurus masjid.
"Untuk pengelolaan kita serahkan ke OPD yang menangani soal keagamanaan, kami di PDDA hanya membangun fisiknya," Darmawan menambahkan.