Palembang (ANTARA News Sumsel) - Kasus stanting masih menjadi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat, untuk menghindari kondisi ini salah satunya pemberian ASI eksklusif kepada bayi.
"Dalam masa keemasan bayi, orang tua wajib memberikan kebutuhan gizi yang cukup. Seperti pemberian ASI ekslusif selama enam bulan kepada bayi. Hal ini dapat menghindarkan bayi dari stunting yang saat ini menjadi ancaman bangsa," ujar dokter anak RSMH Palembang, dr Rismarini SpA (K).
Dia menerangkan, stanting merupakan kondisi dimana anak lebih pendek dari usianya. Ia menyayangkan stanting ini belum dipahami oleh masyarakat. Sebab, anak yang pendek tidak menunjukkan keluhan apapun seperti kurang gizi, justru layaknya anak normal.
Padahal, lanjut dia, stanting berakibat fatal bagi produktivitas dimasa dewasa. Contohnya, kecerdasan anak yang pendek lebih rendah dibandingkan anak normal, stamina mudah sakit, bahkan tidak dapat berolahraga lama.
Apalagi, tinggi badan saat ini mempengaruhi syarat untuk masuk kerja.
"Sangat disayangkan jika tinggi badan menjadi pemicu terhambatnya seseorang bekerja," ungkapnya.
Agar tidak terlambat, orang tua harus diberikan pemahaman bagaimana memberikan gizi yang cukup. Dari ibu hamil, harus mengkonsumsi makanan yang bergizi. Ketika sudah melahirkan bayi diberikan asi ekslusif sebagai makanan terbaik.
"ASI sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi pada 6 bulan pertama kehidupannya karena semua zat gizi ada di dalam ASI, termasuk AA dan DHA ASI yg tinggi sangat baik untuk perkembangan otak dan pertumbuhan fisik termasuk mencegah anak dari stunting," katanya.
Setelah enam bulan berikan makanan pendamping ASI (MPASI) secara bertahap dimulai dari pemberian bubur saring, bubur tim hingga usia satu tahun diberikan nasi. Lengkap dengan lauk seperti ikan, ayam, daging, tahu dan tempe. Tambahkan juga sayuran ke dalam makanan anak baik dari sayuran hijau, kuning seperti wortel dan merah dari tomat.