BPBD tetapkan tiga daerah di Sumsel siaga darurat karhutla
Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menetapkan tiga daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Sudah 3 daerah yang menetapkan status siaga darurat karhutla, yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI, Musi Banyuasin, dan Banyuasin pada bulan Mei 2024,” kata Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman di Palembang, Rabu.
Menurutnya, ketiga daerah tersebut menjadi penyumbang karhutla ketika bencana tahunan itu terjadi. Sebab, ketiga wilayah itu memiliki lahan gambut yang cukup luas, terutama OKI. Selain OKI, lahan gambut juga terdapat di Ogan Ilir (OI).
“Ogan Ilir masih berproses. Termasuk daerah lain dan SK Siaga Darurat di Provinsi Sumsel masih berproses di Biro Hukum Setda Sumsel,” katanya.
Ia menjelaskan apabila dua daerah sudah bersiaga karhutla, maka pemprov sudah bisa menetapkan status siaga darurat.
“Minggu-minggu ini mungkin sudah keluar SK-nya. Setelah ini akan dilakukan Rakor bersama seluruh daerah dan apel siaga bersama Forkopimda dan pihak terkait lainnya untuk memitigasi bencana karhutla,” jelasnya.
Ia mengatakan berdasarkan prediksi BMKG, musim kemarau pada tahun ini akan terjadi pada Juli-Agustus. Meski dengan tenggat waktu dua bulan, pihaknya tetap melaksanakan kesiapsiagaan hingga musim kemarau selesai.
“BMKG menyebut puncak kemarau hanya Juli-Agustus, hanya 2 bulan. Berbeda dengan tahun lalu, kesiapsiagaan kami sudah dilakukan sejak Maret 2023,” kata Sudirman.
“Sudah 3 daerah yang menetapkan status siaga darurat karhutla, yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI, Musi Banyuasin, dan Banyuasin pada bulan Mei 2024,” kata Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman di Palembang, Rabu.
Menurutnya, ketiga daerah tersebut menjadi penyumbang karhutla ketika bencana tahunan itu terjadi. Sebab, ketiga wilayah itu memiliki lahan gambut yang cukup luas, terutama OKI. Selain OKI, lahan gambut juga terdapat di Ogan Ilir (OI).
“Ogan Ilir masih berproses. Termasuk daerah lain dan SK Siaga Darurat di Provinsi Sumsel masih berproses di Biro Hukum Setda Sumsel,” katanya.
Ia menjelaskan apabila dua daerah sudah bersiaga karhutla, maka pemprov sudah bisa menetapkan status siaga darurat.
“Minggu-minggu ini mungkin sudah keluar SK-nya. Setelah ini akan dilakukan Rakor bersama seluruh daerah dan apel siaga bersama Forkopimda dan pihak terkait lainnya untuk memitigasi bencana karhutla,” jelasnya.
Ia mengatakan berdasarkan prediksi BMKG, musim kemarau pada tahun ini akan terjadi pada Juli-Agustus. Meski dengan tenggat waktu dua bulan, pihaknya tetap melaksanakan kesiapsiagaan hingga musim kemarau selesai.
“BMKG menyebut puncak kemarau hanya Juli-Agustus, hanya 2 bulan. Berbeda dengan tahun lalu, kesiapsiagaan kami sudah dilakukan sejak Maret 2023,” kata Sudirman.