JAKARTA (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan bahwa banyak masyarakat yang kurang kesadaran dan pengetahuan mengenai Tuberkulosis (TBC) sehingga menyebabkan meninggal dunia sebelum pengobatan.
"Kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang TBC sehingga banyak yang sudah bergejala, namun belum mengakses layanan untuk pemeriksaan sehingga TBC semakin parah atau resistan, bahkan sampai meninggal sebelum memulai pengobatan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi ANTARA, di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan banyak masyarakat yang sudah diagnosis TBC, namun tidak mengakses pengobatan karena alasan sosial, ekonomi, stigma serta kurangnya dukungan keluarga atau komunitas di saat pasien menjalani pengobatan.
Ia juga mengatakan belum seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta yang terlibat dalam program penanggulangan TBC.
Berita Terkait
Tuberkulosis dapat dicegah dan diobati dengan terapi pencegahan
Senin, 25 Maret 2024 10:01 Wib
Indonesia dorong penyediaan vaksin TBC terbaru dipercepat
Sabtu, 10 Februari 2024 11:16 Wib
Indonesia terima hibah Rp4,6 triliun untuk eliminasi HIV dan TBC
Kamis, 18 Januari 2024 19:59 Wib
Pakar: Kasus tuberkulosis di Indonesia masihperingkat dua global
Rabu, 8 November 2023 13:12 Wib
Lapas Martapura OKU Timur uji skrining napi cegah penyebaran TBC
Sabtu, 7 Oktober 2023 18:34 Wib
Kemenkumham Sumsel skrining TBC para napi
Jumat, 8 September 2023 13:24 Wib
Kemenkumham Sumsel lakukan skrining TBC pada warga binaan
Kamis, 7 September 2023 22:13 Wib
OKI Perkuat Forum Kemitraan untuk Eliminasi AIDS, TBC dan Malaria di 2030
Jumat, 5 Mei 2023 16:32 Wib