Kehadiran orang tua penting pada tahunpertama kehidupan anak

id tumbuh kembang anak,pendidikan anak,hari anak nasional 2023,hari anak nasional,berita sumsel, berita palembang

Kehadiran orang tua penting pada tahunpertama kehidupan anak

Ilustrasi-Seorang ibu sedang menggendong bayinya. (ANTARA/HO-Doodle)

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak RSIA Bunda Jakarta dr. I Gusti Ayu Nyoman Pratiwi Sp.A mengatakan kehadiran orang tua menjadi sangat penting pada satu tahun pertama kehidupan anak untuk menciptakan kelekatan atau bonding satu sama lain.

“Satu tahun bahkan dua tahun tokoh ibu atau orang tua itu menjadi sangat penting karena di sana adanya kelekatan atau bonding, anak-anak yang terpenuhi kelekatan dengan orang tua biasanya menjadi anak-anak yang mudah sekali untuk kita ajarkan sesuatu,” ucapnya dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan kedua orang tua harus bekerja sama menghadirkan kelekatan atau bonding kepada anaknya meskipun kedua orang tua bekerja. Paling tidak, kata dia, sediakan waktu saat pagi hari atau setelah pulang bekerja dan akhir pekan untuk tetap ada hadir untuk anak.

Sering kali juga orang tua berinisiatif untuk menyekolahkan anaknya di usia yang terlalu dini seperti usia 6 bulan agar anak memiliki kegiatan ketika orang tua bekerja dan tidak ada di rumah. Namun usia tersebut masih belum ideal karena ketahanan fisik anak masih lemah.


“Menurut saya sekolah itu harus ada syaratnya, mereka secara fisik memenuhi syarat artinya vaksinasi harus lengkap kemudian mereka sudah mulai jarang sakit, biasanya ketahanan fisik itu setelah usia 3 tahun,” kata dokter yang biasa disapa Tiwi itu.

Selain belum memiliki ketahanan fisik, anak yang belum mempunyai jadwal makan pagi dan tidur yang teratur juga dikategorikan belum memenuhi syarat untuk bersekolah, sehingga perlu kebijaksanaan orang tua dalam memberikan pendidikan pada anak di luar rumah.

“Menyekolahkan secara dini boleh-boleh saja itu juga baik asal lingkungan di mana anak itu bersekolah atau berinteraksi dengan bayi-bayi lain itu memenuhi syarat jadi artinya jangan dia sakit terus dia sekolah sehingga akan menularkan penyakit,” saran dia.

Jika orang tua ingin memberikan pendidikan bagi anak di rumah, Tiwi menyarankan untuk melakukan stimulasi sejak anak masih bayi dengan stimulasi panca indera seperti kegiatan menyusui dan membelai.

Kemudian dengan bertambahnya usia bayi maka stimulasi yang diberikan akan bertambah kompleks seperti bergerak dalam bentuk motorik kasar dan motorik halus dalam bentuk interaksi dan bicara, serta dikenalkan dengan buku-buku bergambar sederhana.

“Prinsipnya di satu tahun pertama mereka bermain dengan tubuh ibunya secara fisik tanpa alat mainan, tetapi kalau ada mainan itu adalah media yang membantu orang tua atau pengasuh untuk bermain bersama bayi,” tutur Tiwi menutup penjelasannya.