Jakarta (ANTARA) - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman merinci daftar perusahaan yang makin menguat usai melakukan merger dan akuisisi (M&A).
Menurutnya, merger dan akuisisi merupakan langkah strategis yang umum dilakukan oleh perusahaan di dunia usaha. Dengan tujuan yang jelas dan komitmen bersama, kebijakan merger bisa menjadi cara yang efektif untuk memperkuat posisi pasar.
“Pada dasarnya, M&A adalah respons logis terhadap perubahan dan tuntutan pasar yang terus berkembang,” kata Rizal di Jakarta, Selasa.
Secara historis, perusahaan melakukan M&A dalam dua situasi yang berbeda. Pertama, ketika ekonomi sedang mengalami kesulitan. Kedua, ketika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang sangat baik.
Salah satu contoh adalah akuisisi yang dilakukan oleh Xing Wang Group terhadap PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM) pada masa pandemi Covid-19.
Perubahan kepemilikan saham di DH Corporation Ltd, yang sebelumnya dimiliki oleh Hadrian Sridjaja, membuka peluang bagi Xing Wang Group untuk mengambil alih bisnis tersebut dan memperluas operasi mereka di Indonesia.
Laporan keuangan TDPM per 31 Desember 2020 menyebut, bahwa DH Corporation Ltd atau yang dahulu bernama Royal Chemie Corporation Limited ini merupakan entitas induk langsung dari TPDM.
Efektif hingga 31 Januari 2024, DH Corporation Ltd masih menggenggam 7,60 miliar saham TDPM. Jumlah tersebut mewakili 72,50 persen dari total modal perseroan. Adapun investor publik atau masyarakat menguasai 27,50 persen atau sebanyak 2,88 miliar.