Aek Kanopan, Sumut (ANTARA) - Ribuan unit rumah di sejumlah wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) , Provinsi Sumatera Utara, terendam banjir, Kamis, akibat dampak hujan lebat yang mengguyur daerah itu sejak Rabu (2/11) malam.
"Kami masih sibuk mengevakuasi warga, sehingga data rinci jumlah korban banjir masih terus dikumpulkan " kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Labura Jamil Hasibuan saat dihubungi dari Medan, terkait data korban banjir, Kamis.
Beberapa kompleks dan kawasan perumahan di Kelurahan Aekkanopan dan Aekkanopan Timur di Kecamatan Kualuhhulu serta di Desa Ledongbarat Kecamatan Aekledong Asahan direndam banjir yang mencapai setinggi pinggang orang dewasa.
Bahkan sejumlah sekolah di kawasan Desa Ledongbarat terpaksa memulangkan siswanya karena air yang terus naik. Di antaranya adalah MIS Al Falah, MTs Al Halim dan SMPN Aekledong.
Jamil Hasibuan menyatakan pihaknya belum bisa mendata berapa jumlah korban banjir yang terjadi di dua kelurahan di Kecamatan Kualuhhulu itu.
Tim yang turun untuk mengevakuasi berasal dari berbagai elemen, termasuk dari BPBD Asahan.
"Banyak yang terlibat dalam evakuasi ini seperti Satpol PP, Pramuka dan Dinas Perhubungan," katanya.
Salah seorang warga, Siddik Nainggolan mengakui kalau banjir ini merupakan yang terbesar.
"Seingatku kalau pun banjir, tidak pernah ada yang sampai ke rumah Pak Nasution," kata pria berusia 60-an tahun tersebut merujuk salah satu rumah yang berada di Simpang Sukaramai di perbatasan antara Labura-Asahan.
Hal sama juga disebutkan Dedek M Noor, salah seorang jurnalis yang rumahnya juga terkena banjir.
"Di dalam rumah saja airnya sampai sebetis," kata pria yang tinggal tidak jauh dari rel di kawasan Jalan Padanggala-gala Ledongbarat itu.
Sementara warga lain bernama Anto menyebutkan, di rumahnya yang berada di kawasan Kampung Tarutung Kelurahan Aekkanopan juga merasakan dampak banjir itu.
"Dua sepeda motor yang dicagak (diberdirikan) dua tidak kelihatan karena terbenam air di dalam rumah," katanya.