Mambangun gotong royong melalui Mentok Arts

id maf 2022,mentok arts festival Oleh Donatus Dasapurna Putranta

Mambangun gotong royong melalui Mentok Arts

Sejumlah penampil pertunjukan teater Lemayeng Strip yang tampil dalam kegiatan Mentok Arts Festival 2022. (ANTARA/HO-Panitia MAF 2022.)

saat ini terasa sulit dan berat untuk diwujudkan oleh bangsa pewarisnya

Mentok, Babel (ANTARA) - Gotong royong, warisan luhur bangsa Indonesia yang cukup mudah diucapkan, namun untuk saat ini terasa sulit dan berat untuk diwujudkan oleh bangsa pewarisnya.

Sejumlah pemuda, lebih tepatnya mereka para pemilik rasa cinta dan berjiwa besar di Mentok, yang terletak di ujung barat Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berupaya mewarisi peninggalan luhur tersebut dan mengejawantahkan semangat itu dalam sebuah kegiatan seni dan budaya "Mentok Arts Festival 2022".

Mentok Arts Festival tahun ini dilaksanakan selama sepekan, mulai 4 September 2022, berlangsung di lingkungan Museum Timah Indonesia Mentok dan ada beberapa kegiatan yang digelar di Lapangan Gelora itu.

Dalam sepekan ini dimenampilkan sejumlah kegiatan, mulai dari pertunjukan musik, diskusi sastra, pemutaran film, pementasan teater, pameran foto, hingga memfasilitasi para pelaku ekonomi kreatif yang dipusatkan di Museum Timah Indonesia Mentok.

Selain itu, panitia juga menggelar parade musik ciptaan para pemusik lokal dan pementasan tari di Lapangan Gelora Mentok. Pementasan terpaksa dilaksanakan di lapangan tersebut untuk mengantisipasi antusiasme tinggi pengunjung yang ingin menyaksikan pementasan yang tidak memungkinkan untuk digelar di Museum Timah Indonesia.

Mentok Arts Festival merupakan kegiatan pertama yang melibatkan banyak komunitas di Kota Mentok, didukung sekitar 150 relawan dan puluhan sponsor.

Pelaksanaan Mentok Arts Festival (MAF) 2022 merupakan sebuah langkah maju yang sudah ditunjukkan para pemuda dan komunitas untuk bersama-sama menggelar sebuah kegiatan positif yang bisa menghadirkan kegembiraan dan kenikmatan bagi masyarakat setempat.

Saking menariknya kegiatan itu, Penjabat Gubernur Babel Ridwan Djamaludin datang ke Mentok untuk membuka kegiatan.

Pembukaan kegiatan juga dihadiri Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming, Kepala Unit Metalurgi PT Timah di Mentok Wiyono, sejumlah perwakilan perusahaan pendukung acara dan para pelaku seni budaya di Mentok.

Ridwan Djamaludin menutup sambutannya dengan pembacaan penggalan "Sajak Sebatang Lisong" karya WS Rendra yang bisa dimaknai sebagai sebuah ajakan untuk mendudukkan kesenian sebagai media ekspresi yang tidak terlepas dari peradaban manusia dan kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.


Diinisiasi dewan kesenian

MAF 2022 sebagai wahana ekspresi berkesenian, diinisiasi oleh Dewan Kesenian Bangka Barat, melibatkan sebanyak mungkin partisipasi dari para pelaku seni, pegiat, pemerhati budaya dan kelompok muda untuk ambil bagian.

Mengambil momentum Hari Jadi Ke-288 Kota Mentok, kegiatan yang diselenggarakan selama delapan hari ini sejatinya adalah pekan kebudayaan daerah, sekaligus upaya menyemarakkan perayaan hari jadi kota itu.

Berbagai acara digelar ada dalam rangkaian kegiatan tersebut, antara lain pameran foto budaya Mentok Punye Cerite, pasar seni, wannabe night festival, diskusi sastra dengan tema "Kehilangan Mestika karya Fatimah Delais" (Hamidah), pemutaran film pendek "Ketangen dari Sekaban Pictures" dan diskusi karya, pertunjukan teater, lomba menggambar Ni Kotaku, pementasan tari dan pertunjukan musik.

Kemeriahan acara terasa kental oleh nuansa nostalgia dengan pameran foto budaya yang menyuguhkan foto Mentok masa lalu, sesuai dengan tajuk yang diusung, yakni "Pada Sediakala".

Semua itu merupakan persembahan dalam rangkaian ekspresi sebagai bentuk gerakan bersama memajukan seni budaya di daerah.

Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno memberikan sambutan pembukaan kegiatan Mentok Arts Festival 2022. (ANTARA/ Donatus Dasapurna)


Kebersamaan semakin terasa karena rangkaian kegiatan MAF 2022 didukung sejumlah pihak sebagai sponsor, diramaikan 12 pelaku usaha UMKM produk seni, 22 kelompok penampil, sekitar 100 pelaku seni daerah, serta 50 volunter yang ambil bagian ikut menyukseskan acara itu.

Momentum MAF 2022 ingin mengajak pengunjung yang hadir untuk mengenang keindahan Kota Mentok yang kental dengan sejarah dan budayanya, mencintainya kembali sebagai tanah kelahiran, tempat tumbuh, dan tempat menutup mata.

Rangkaian acara ini merupakan bukti dari kekuatan komunitas yang efektif menggalang energi dalam kebersamaan.

Melalui kegiatan itu diharapkan masyarakat bisa menikmati dan mengenang kejayaan Mentok sebagai pusat pemerintahan, salah satu pusat kebudayaan yang akan memunculkan rasa cinta bagi para penghuninya.

Dari sisi pendanaan, 34 persen anggaran difasilitasi Pemkab Bangka Barat dan 66 persen sisanya adalah dukungan, bantuan dan sumbangan dari para pendukung acara, termasuk para pelaku seni sendiri.

Acara ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan minat berkesenian, menggagas lahirnya ekosistem berkesenian yang kondusif, egaliter, dan humanis di Pulau Bangka.

Mentok memang kota sejarah yang indah di Pulau Bangka. Perlu upaya lebih untuk menjaga dan melestarikannya agar tetap indah dengan kekayaan sejarah dan budayanya.


Landasan kehidupan

Pemerintah Provinsi Babel menekankan agar lewat kegiatan itu, seni budaya mampu menjadi landasan kehidupan yang mengisi sisi hati.
Pemprov Babel juga memberikan apresiasi kepada seluruh yang terlibat dalam kegiatan ini dan diharapkan bisa menjadi bekal, tidak hanya bagi yang melakukan, namun juga bermanfaat untuk masyarakat luas.

Berkesenian dan berkebudayaan tidak egois karena kita tidak hidup hanya untuk diri sendiri, namun kita berada di tengah masyarakat, sehingga perlu adanya rambu yang harus dipatuhi bersama agar kebudayaan semakin maju.

MAF 2022 hadir sebagai oase dari penggiat seni budaya di Mentok untuk memperkuat langkah pelestarian itu. Lewat kegiatan itu penyelenggara mengajak masyarakat kembali mengenali kekayaan yang ada di daerah masing-masing, lalu mengambil nilai penting yang dapat dimanfaatkan bagi masa sekarang dan masa depan.

Pesan yang ingin disampaikan melalui tajuk "Pada Sediakala" dalam rangkaian kegiatan tersebut cocok untuk membangun kembali semangat para pemuda di daerah itu untuk terus mencintai tempat tinggal dengan penuh kegembiraan, saling bergotong royong dan berpartisipasi dalam setiap gerak pembangunan.

Untuk sebuah kemajuan dibutuhkan semangat dan sumbangsih banyak orang yang ada di dalamnya. Mari cintai negeri. Mari membangun Indonesia, kali ini lewat saluran budaya.