AL Inggris sita rudal selundupan Iran di perairan internasional

id Inggris, Iran,rudal darat,Pejabat Houthi,Angkatan Laut,berita sumsel, berita palembang, antara palembang

AL Inggris sita rudal selundupan Iran di perairan internasional

Arsip - Mayor Jenderal Hossein Salami mengunjungi situs rudal bawah tanah Garda Revolusi Iran di lokasi yang dirahasiakan di Teluk, foto diperoleh pada Jumat (8/1/2021). ANTARA FOTO/IRGC/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS/rwa.

Riyadh (ANTARA) - Angkatan Laut Kerajaan Inggris mengatakan pada Kamis (7/7) salah satu kapal perangnya menyita senjata Iran, termasuk rudal darat-ke-udara dan mesin untuk rudal jelajah, dari penyelundup di perairan internasional selatan Iran awal tahun ini.

Sebuah helikopter dari fregat HMS Montrose melihat perahu cepat bergerak menjauh dari pantai Iran pada 28 Januari dan 25 Februari dan puluhan paket berisi persenjataan canggih disita, Angkatan Laut Kerajaan mengatakan dalam sebuah pernyataan.

“Paket yang disita itu dikirim ke Inggris untuk analisis teknis yang mengungkapkan bahwa pengiriman tersebut berisi beberapa mesin roket untuk Iran yang menghasilkan 351 rudal jelajah serangan darat dan 358 rudal darat-ke-udara,” tambahnya.

Baca juga: Pangkalan militer Iran terbakar, tak ada korban

Angkatan Laut itu tidak menyebutkan di mana rudal-rudal itu terikat dalam kontrak, tapi mengatakan rudal jelajah 351, dengan jangkauan 1.000 km, sering digunakan oleh kelompok Houthi Yaman untuk menargetkan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Kapal perusak Angkatan Laut AS USS Gridley mendukung penyitaan pada Februari itu, kata Angkatan Laut Kerajaan itu dan kedua penyitaan terjadi saat HMS Montrose melakukan operasi keamanan maritim rutin.

"Tindakan ini menunjukkan bahwa kami tidak akan membiarkan aksi tak bertanggung jawab dan agresif Iran berlangsung tanpa terkendali di darat, laut, dan udara," kata juru bicara Komando Pusat AS Kolonel Joseph Buccino dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Iran tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pejabat Houthi juga tidak segera memberikan komentar.

Riyadh dan Abu Dhabi telah berperang dengan Houthi yang bersekutu dengan Iran sejak 2015, dalam konflik yang secara luas dilihat sebagai perang proksi dua negara Teluk Arab yang didukung Barat melawan Iran.

Sumber: Reuters