Sambut Lebaran masyarakat Lombok buat jajanan tradisional
Mataram (ANTARA) - Menyambut Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, masyarakat di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memiliki kebiasaan membuat aneka jajanan tradisional yang akan disajikan untuk keluarga dan sanak saudara yang datang bersilaturahmi setelah salat Idul Fitri.
"Kalau Lebaran kita biasanya buat jajan-jajan tradisional, seperti poteng jaje tujak (tapai ketan), keciprut, laderan, iwel, tarek, kuping gajah, dan lainnya," kata Rumisah salah satu ibu rumah tangga di Dasan Agung Kota Mataram di Mataram, Jumat.
Persiapan pembuatan jajanan tradisional biasanya dilakukan para ibu-ibu dibantu anak-anak mereka sekaligus untuk pengenalan aneka jajanan tradisional yang rasanya tidak salah saing dengan kudapan-kudapan modern saat ini.
Menurut dia, dari berbagai jenis jajan tradisional di Pulau Lombok, jajanan yang menjadi primadona dan selalu dibuat masyarakat menjelang Lebaran adalah poteng jaje tujak.
Bahkan, jika tidak ada makanan itu para tamu pasti menanyakan, sebab Idul Fitri di Lombok bukannya mencari ketupat lontong komplit, akan tetapi poteng jaje tujak sehingga tamu belum puas kalau belum mendapatkan makanan khas yang menjadi primadona di daerah tersebut.
Dari namanya poteng jaje tujak adalah dua sejenis makanan yang diolah secara berbeda untuk dihidangkan bersamaan sehingga menciptakan cita rasa tersendiri.
"Alhamdulillah, tahun ini kita bisa bisa membuat lebih banyak jenis jajan. Kalau tahun-tahun lalu saat COVID-19 memuncak, semua sepi jadi kita tidak bisa buat apa-apa," katanya.
Rumisah berharap, kondisi perekonomian saat ini bisa terus membaik dan kembali normal agar masyarakat bisa beraktivitas kembali dengan normal.
Hal senada juga dilontarkan warga lainnya Sarinah, mengaku kondisi perekonomian saat ini mulai membaik, sehingga dirinya juga bisa menyiapkan berbagai kebutuhan untuk Idul Fitri lebih banyak. Salah satunya dengan membuat jajanan tradisional.
"Saya bersyukur tahun ini, selain bisa membelikan anak-anak baju lebaran juga bisa membuat jajanan tradisional," kata Sarinah yang ditemui di sela membuat jajan iwel salah satu jajan khas Pulau Lombok.
Menanggapi geliat ekonomi masyarakat Kota Mataram menyambut Idul Fitri 1443 Hijriah saat ini, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram Lalu Martawang mengatakan, semarak menyambut Idul Fitri tahun ini merupakan sebuah ekspresi rasa syukur masyarakat karena hampir dua tahun terbelenggu dengan persoalan bagaimana keluar dari pandemi COVID-19.
"Apalagi dengan kelandaian penyebaran COVID-19 sekarang ini, kita membuka ruang ekspresi bagi warga masyarakat," katanya.
Dengan demikian, seperti gayung bersambut warga dengan berbagai aktivitasnya mulai menggeliat. Geliat ini ini makin teraktualisasikan dengan semangat selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, katanya.
"Ini menjadi hal yang positif yang mampu menstimulus aktivitas kenormalan kehidupan kita," katanya.
Selain itu, kondisi semarak menyambut lebaran ini juga menjadi bagian dampak dari berbagai rekayasa ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah melalui program-program bantuan sosial bagi komunitas warga pra sejahtera.
"Semua ikhtiar yang dilakukan pemerintah punya konstribusi menggerakkan perekonomian masyarakat, termasuk kegiatan yang telah dilaksanakan," katanya.
"Kalau Lebaran kita biasanya buat jajan-jajan tradisional, seperti poteng jaje tujak (tapai ketan), keciprut, laderan, iwel, tarek, kuping gajah, dan lainnya," kata Rumisah salah satu ibu rumah tangga di Dasan Agung Kota Mataram di Mataram, Jumat.
Persiapan pembuatan jajanan tradisional biasanya dilakukan para ibu-ibu dibantu anak-anak mereka sekaligus untuk pengenalan aneka jajanan tradisional yang rasanya tidak salah saing dengan kudapan-kudapan modern saat ini.
Menurut dia, dari berbagai jenis jajan tradisional di Pulau Lombok, jajanan yang menjadi primadona dan selalu dibuat masyarakat menjelang Lebaran adalah poteng jaje tujak.
Bahkan, jika tidak ada makanan itu para tamu pasti menanyakan, sebab Idul Fitri di Lombok bukannya mencari ketupat lontong komplit, akan tetapi poteng jaje tujak sehingga tamu belum puas kalau belum mendapatkan makanan khas yang menjadi primadona di daerah tersebut.
Dari namanya poteng jaje tujak adalah dua sejenis makanan yang diolah secara berbeda untuk dihidangkan bersamaan sehingga menciptakan cita rasa tersendiri.
"Alhamdulillah, tahun ini kita bisa bisa membuat lebih banyak jenis jajan. Kalau tahun-tahun lalu saat COVID-19 memuncak, semua sepi jadi kita tidak bisa buat apa-apa," katanya.
Rumisah berharap, kondisi perekonomian saat ini bisa terus membaik dan kembali normal agar masyarakat bisa beraktivitas kembali dengan normal.
Hal senada juga dilontarkan warga lainnya Sarinah, mengaku kondisi perekonomian saat ini mulai membaik, sehingga dirinya juga bisa menyiapkan berbagai kebutuhan untuk Idul Fitri lebih banyak. Salah satunya dengan membuat jajanan tradisional.
"Saya bersyukur tahun ini, selain bisa membelikan anak-anak baju lebaran juga bisa membuat jajanan tradisional," kata Sarinah yang ditemui di sela membuat jajan iwel salah satu jajan khas Pulau Lombok.
Menanggapi geliat ekonomi masyarakat Kota Mataram menyambut Idul Fitri 1443 Hijriah saat ini, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram Lalu Martawang mengatakan, semarak menyambut Idul Fitri tahun ini merupakan sebuah ekspresi rasa syukur masyarakat karena hampir dua tahun terbelenggu dengan persoalan bagaimana keluar dari pandemi COVID-19.
"Apalagi dengan kelandaian penyebaran COVID-19 sekarang ini, kita membuka ruang ekspresi bagi warga masyarakat," katanya.
Dengan demikian, seperti gayung bersambut warga dengan berbagai aktivitasnya mulai menggeliat. Geliat ini ini makin teraktualisasikan dengan semangat selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, katanya.
"Ini menjadi hal yang positif yang mampu menstimulus aktivitas kenormalan kehidupan kita," katanya.
Selain itu, kondisi semarak menyambut lebaran ini juga menjadi bagian dampak dari berbagai rekayasa ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah melalui program-program bantuan sosial bagi komunitas warga pra sejahtera.
"Semua ikhtiar yang dilakukan pemerintah punya konstribusi menggerakkan perekonomian masyarakat, termasuk kegiatan yang telah dilaksanakan," katanya.