Sekayu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, menunjuk Desa Ulak Teberau, Kecamatan Lawang Wetan sebagai sentra produksi kain khas daerah Gambo Muba.
Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Muba Azizah di Sekayu, Jumat, mengatakan, penetapan desa ini sebagai kawasan sentra produksi tak lain untuk merespon meningkatnya permintaan terhadap kain Gambo Muba.
Selain itu, Desa Ulak Teberau ini dinyakini sebagai tempat asal muasal kerajinan tenun Gambo Muba. Saat ini terdapat 108 penenun kain jumputan Gambo Muba di desa itu dari semula hanya 4 orang pada 2017.
“Justru di saat pandemi ini terjadi anomali, permintaan semakin meningkat, salah satunya untuk bahan pembuat masker kain,” kata Azizah.
Minat pasar semakin meningkat karena gencar dilakukan promosi di sejumlah pameran skala nasional dalam dua tahun terakhir.
Ia mengatakan, dengan memiliki sentra produksi ini diharapkan produktivitas penenun semakin meningkat sehingga pangsa pasar juga turut terdongkrak.
“Jika sudah ada kawasan produksinya maka berapa pun permintaan pasar mudah-mudahan dapat terpenuhi sehingga kesejahteraan penenun semakin bertambah,” kata dia.
Pemkab juga terus memasarkan produk berbahan alami getah gambir ini, salah satunya dengan mengandeng perusahaan furniture Savana Furniture.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex mengatakan sejak setahun terakhir fokus pada peningkatan kualitas produk dan promosi. Sementara pada 2019 dan 2020 berupaya meningkatkan kuantitas penjualan.
Target ini sangat mungkin tercapai karena kain yang menggunakan pewarna alami getah gambir ini dapat diaplikasikan dengan bahan-bahan industri interior, misalnya bahan velvet interior, vitrage, tenun dan linen.
Namun, produk yang dihasilkan ini masih awal sehingga perlu dilakukan banyak kolaborasi dengan para desainer.
"Kami sengaja meluaskan lini produk Gambo ini tak lain demi keberlangsungan industri Gambo Muba yang menjadi sumber penghasilan tambahan keluarga di desa-desa," kata Dodi.