Jakarta (ANTARA) - Mantan Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Trias Kuncahyo mengatakan kepergian pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama merupakan suatu kehilangan yang sangat besar dan sangat dalam.
"Jadi bagi kami memang sebuah suatu kehilangan yang sangat besar, yang sangat dalam," kata Trias saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon kepada ANTARA, Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan Jakob Oetama di mata seluruh karyawan Kompas bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga seorang bapak yang begitu perhatian kepada seluruh karyawan.
Selain perhatian, Jakob Oetama juga kerap memberikan contoh nilai-nilai moral yang dapat ditauladani oleh seluruh karyawannya, antara lain adalah nilai integritas, ketulusan, kerja keras dan kerja sama.
"Dan kami berusaha mewujudkan cita-cita Pak Jakob untuk membangun Indonesia mini di Kompas. Jadi tidak persoalan dari mana asalnya, agamanya apa, tapi jadi satu Indonesia. Itu yang selalu ditekankan Pak Jakob pada hubungan antar manusia yang paling penting. Humanisme," kata dia.
Pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama tutup usia pada Rabu, 9 September 2020 pukul 13:05 WIB di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta dalam usia 88 tahun.
Almarhum disemayamkan di Kantor Kompas Gramedia Palmerah Selatan dan akan dihantarkan menuju tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Kamis, 10 September 2020.
Berita Terkait
Obituari - Jacob Oetama, maestro jurnalistik Indonesia itu pergi
Rabu, 9 September 2020 17:16 Wib
Rumah duka Jakob Oetama mulai ramai wartawan
Rabu, 9 September 2020 16:13 Wib
Parni Hadi: Jakob Oetama guru besar dan mata air wartawan Indonesia
Rabu, 9 September 2020 16:12 Wib
Jakob Oetama ajarkan pentingnya humanisme dalam hubungan antarmanusia
Rabu, 9 September 2020 16:11 Wib
Ide mendorong wartawan menulis buku mencuat pada HPN
Senin, 10 Februari 2020 11:06 Wib
IDI: Penghematan BPJS-Kesehatan sebabkan kerugian jangka panjang
Kamis, 2 Agustus 2018 16:46 Wib
IDI tunda putusan pemecatan dr Terawan
Senin, 9 April 2018 13:59 Wib
IDI: demam berdarah sulit diberantas
Kamis, 3 Maret 2016 16:12 Wib