IDI: demam berdarah sulit diberantas

id ketua idi, ilham oetama marsis, demam berdarah, nyamuk

IDI: demam berdarah sulit diberantas

Ilustrasi - Sejumlah pasien Demam Berdarah dirawat di salah satu lokal di Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang, Sumsel. (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly/16/den)

Jakarta, (ANTARA Sumsel) - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Ilham Oetama Marsis mengatakan wabah demam berdarah sejatinya sulit diberantas tapi peluang menginfeksi masyarakat dapat diperkecil sehingga tidak menyebabkan kejadian luar biasa.

"Hemat saya, demam berdarah itu susah diberantas," kata Marsis saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Beberapa alasan Marsis soal sulitnya demam berdarah diberantas adalah pertama perubahan cuaca yang tidak menentu.

Cuaca yang terus berubah dari hujan menjadi cerah dan sebaliknya, kata dia, membuat genangan air di tempat tidak beralaskan tanah semakin banyak. Media seperti ini menjadi tempat favorit nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti untuk mengembangbiakkan jentik-jentik nyamuk.
Faktor berikutnya, kata dia, terjadi perubahan daerah desa (rural) menjadi perkotaan (urban) yang semakin banyak.

Artinya, kata dia, terjadi perubahan ekosistem dalam proses perubahan rural menjadi urban. Belum lagi ditambah dengan pembabatan hutan yang membuat habitat nyamuk berpindah ke kawasan permukiman karena penyempitan lahan hutan.

"Nyamuk di hutan berpindah karena hutan dibabat," katanya.

Kemudian, kata Marsis, ada faktor lain yang membuat demam berdarah tumbuh subur di Indonesia. Penyebab itu adalah faktor kebiasaan masyarakat yang cenderung melakukan pembiaran terhadap genangan air bersih tempat berkembangnya jentik nyamuk demam berdarah.

"Masyarakat harus menghilangkan media pengembangbiakan jentik nyamuk demam berdarah," kata dia.

Selain penyebab di atas, Marsis menyebut jika pola migrasi penduduk membuat sejumlah penyakit, termasuk demam berdarah, dapat ikut berpindah atau terbawa oleh imigran.

Menurut Marsis, nyamuk penyebab demam berdarah tumbuh subur di negara tropis seperti di Indonesia. Untuk itu, masyarakat dan instansi pemerintah harus kompak mencegah tumbuhnya penyakit demam berdarah.

Ketum IDI ini menyarankan setiap pihak tidak boleh membiarkan adanya genangan air tempat tumbuhnya jentik nyamuk. Selain itu, penting juga bagi masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat sehingga kebugaran tubuh dalam kondisi bugar.

Dasar pertimbangan Marsis ini merujuk pada daya infeksi virus dengue, penyebab demam berdarah, yang tergolong tinggi. Meski bukan segalanya, meningkatkan tingkat kekebalan tubuh juga penting guna mencegah infeksi demam berdarah.