Jakarta (ANTARA) - Ahli Moneter Cyrillus Harinowo menilai penurunan penjualan mobil di Indonesia bukan disebabkan lemahnya daya beli masyarakat, melainkan karena adanya faktor keraguan untuk membeli kendaraan.
Cyrillus, di Jakarta, Jumat, mengatakan kesimpulan tersebut ia ambil setelah mengulas perbandingan kinerja penjualan dari perusahaan besar di sektor lainnya di Indonesia, seperti ritel, elektronik, dan properti yang terus mengalami pertumbuhan setiap tahun.
"Isu mengenai daya beli yang mempengaruhi penjualan mobil, saya kira mungkin tidak terlalu valid. Saya merasa bahwa penurunan penjualan mobil itu lebih di-drive oleh keraguan orang-orang," ujar dia.
Menurut dia, masyarakat Indonesia tengah berada dalam fase 'wait and see' pengembangan teknologi mobil ke depan.
Ditambah, saat ini pemerintah tengah menggencarkan penggunaan kendaraan listrik yang dinilai menjadi jalan utama menurunkan emisi di sektor transportasi sesuai Perjanjian Paris (Paris Agreement).
Ekonom: Penurunan penjualan mobil bukan disebabkan daya beli lemah

Ahli Moneter Cyrillus Harinowo (kedua kiri) bersama Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandy Julyanto (kedua kanan) dalam acara Toyota Series Carbon Neutrality, di Jakarta, Jumat (14/2/2025). ANTARA/Muzdaffar Fauzan