Bekraf: Perkembangan industri kreatif pesat

id Bekraf,industri kreatif,ekonomi nasional,pertumbuhan ekonomi nasional,ukm,umkm

Bekraf: Perkembangan industri kreatif pesat

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf (ketiga kanan) menunjukkan jari kelingking di akhir acara konferensi pers Pesta Diskon Anti Golput Klingking Fun yang digelar di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (15/4/2019) (ANTARA/Katriana)

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan bahwa perkembangan industri kreatif cukup pesat dan mampu memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi nasional.

"Luar biasa pesat, karena yang kami kembangkan adalah UKM dan UMKM yang bisa menjadi pemain-pemain industri besar," kata Triawan usai mengisi konferensi pers Pesta Diskon Anti Golput Klingking Fun di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin.

Triawan menyebutkan bahwa kinerja ekonomi kreatif naik sekitar Rp100 triliun pada 2018 dan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) lebih tinggi daripada pertumbuhan PDB itu sendiri atau sekitar Rp1.105 triliun.

Peningkatan kontribusi industri kreatif kepada perekonomian nasional ini didukung oleh digitalisasi, kemudahan akses pasar, akses permodalan, dan juga infrastruktur yang semakin baik.

Faktor-faktor pendorong tersebut, menurut dia, berjalan secara berkesinambungan sehingga menumbuhkan gairah baru, contohnya bagi industri perfilman nasional yang memiliki banyak dampak positif bagi industri lainnya.

Triawan menjelaskan 16 juta produk yang dihasilkan dari industri perfilman saat ini mampu menarik sekitar 50 juta penonton dan industri tersebut memberikan dampak positif bagi industri lain seperti musik, mode dan makanan.

Dia juga mengatakan hampir semua sektor telah berkontribusi terhadap peningkatan di industri kreatif, terutama industri mode, kuliner, perjalanan, film, games dan musik yang memberikan kontribusi paling tinggi.

Selain itu, Triawan menambahkan industri kreatif telah mendorong peningkatan lapangan kerja, hingga mencapai 18 juta pekerja yang tercatat pada akhir 2018.

Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan capaian 15 juta pekerja pada beberapa tahun sebelumnya dan sekitar 14 juta pekerja pada awal berdirinya Bekraf di awal 2015.

Triawan ikut memuji peningkatan produktivitas per karyawan yang didorong oleh sistem digitalisasi yang dikembangkan pemerintah.